Resepsi
Tahun Terbit : 2021
Editor : Riut Priscillia Angelina
Mencari Simetri
Penulis : Annisa Ihsani
Penyunting : Merry Riansyah
Penyelaras Aksara : Yuliono
Desain Sampul : Sukutangan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2019
Tebal Buku : 240 halaman
ISBN : 9786020629360
ISBN Digital : 9786020629353
Sinopsis :
Menjelang usia kepala tiga, April merasa gamang dan kehilangan arah. Ia memiliki karier yang nyaman, tapi tidak bisa dibanggakan. Punya banyak teman, tapi mereka sibuk dengan keluarga masing-masing. Dekat dengan Armin, tapi tak pernah ada kejelasan. Belum lagi menghadapi keanehan Papa yang terus menerus melupakan hal sepele.
Enam tahun April terjebak dalam hubungan yang rumit dengan Armin. Entah salah satu dari mereka punya pacar, atau memang sudah terlalu nyaman berteman. April tetap tak mampu melepaskan Armin sebagai sosok pria ideal.
Saat menemani Papa melalui serangkaian tes medis, Lukman hadir. Pria itu menawarkan kehidupan yang mapan dan hubungan serius.
April berusaha mencari cara untuk menyeimbangkan hidupnya kembali. Dan cara untuk menemukan simetri hatinya. Memilih hidup bersama Lukman, atau menunggu Armin entah sampai kapan.
Review :
"Dulu aku selalu membayangkan, saat usia tiga puluh, aku akan menjadi wanita dewasa dengan manajemen keuangan yang matang. Nyatanya, kini hanya tinggal setahun lebih sedikit menjelang usia tiga puluh dan aku masih merasa seperti anak SMA." -halaman 22
Novel ini jadi perkenalanku dengan karya Annisa Ihsani. Sebelumnya beliau sudah menuliskan beberapa buku dari berbagai genre seperti A Untuk Amanda (Young Adult), A Hole in The Head dan Teka-Teki Terakhir (Teenlit). Covernya cantik, tampak seperti ilustrasi jam pasir. Sedangkan dari judulnya Mencari Simetri, Simetri yang menurut KBBI berarti seimbang, selaras. Itulah hal yang tepat menggambarkan apa yang diupayakan oleh April dalam kehidupan pribadi, pekerjaan, asmara dan keluarganya.
"Ketika orang-orang menaruh ekspektasi mereka terhadapmu dan kau tidak mau memenuhinya, itu bukan masalahmu. Kau tidak bisa memenuhi ekspektasi semua orang." -halaman 52
Di usia menjelang 30-an, April sudah menjalani karier yang nyaman, belum dikatakan cemerlang memang. Masih bucin dengan sosok Armin yang membuatnya terjebak dalam hubungan friendzone, belum lagi teman-temannya yang satu persatu mulai memasuki tahapan kehidupan baru dengan menikah dan punya anak. Belum lagi hubungan asmara yang tidak berjalan mulus. Tentu saja akan bertambah pusing jika ada teman, tetangga, saudara yang terus menanyakan berbagai hal dan mengungkit jam biologis dan standar kriteria yang tidak realistis. Dengan POV 1, aku merasa menjelma seperti April. Merasakan keresahan usia akhir 20-an, dimana harus berpacu dengan waktu tapi juga berkompetisi dengan label-label tertentu. Kadang krisis itu benar adanya. It's okay sih, toh juga kehidupan ini bukan ajang perlombaan, semua punya garis start tersendiri.
"Janganlah terlalu sering membanding-bandingkan hidupmu dengan orang lain."- halaman 96
Lewat novel Mencari Simetri inilah aku menyukai tulisan beliau. Gaya berceritanya agak kaku dengan penyebutan aku-kau, tapi aku nyaman saja membacanya. Cerita yang dituliskan sangat real terjadi di kehidupan nyata. Tidak hanya yang dialami oleh April, tetapi juga tokoh-tokoh yang ada di sekitarnya dalam novel ini. Gimana memelihara persahabatan dengan sahabat di usia dewasa dengan kehidupan yang berbeda sebelum berkeluarga, strugle menjadi ibu muda, hubungan orang tua anak apalagi jika mereka sudah ada di usia senja, memilih dan berkomitmen dengan pasangan, hingga merawat rumah tangga yang tengah diterpa badai. Meski berlabel Metropop, novel ini bisa dikatakan minim romansa, tapi tetap kerasa kok, gimana galaunya fallin in love with people you can't have, atau sekedar tidak merasakan rasa yang sama dengan dia yang mencintai kita. Cinta terkadang memang rumit. Aku kira akan ada plot twist dan ending yang biasanya di novel Metropop, tapi pilihan April adalah yang terbaik saat itu.
Terkait dengan pengembangan karakter, aku rasa April mengalami banyak perubahan sejak halaman pertama, meski kesal karena dia batu dan bucinnya kelewatan sama Armin. April jadi lebih tegas dan mengutamakan dirinya Hubungan dengan Papanya juga semakin dekat dan saling memahami. Kalau Armin, ya sama seperti disebutkan mungkin setiap kita memiliki Armin masing-masing, tapi Armin dengan breadcrumbingnya sangat menyebalkan. Alih-alih Armin, aku juga menemukan Lukman, mungkin tipikal ideal tapi juga ada prinsip yang kadang juga tidak bisa selalu ditoleransi agar hubungan berjalan dengan berhasil.
Overall, novel ini bisa jadi salah satu novel yang mungkin akan membuatmu merasa sangat relate.
"Cinta bisa datang dan pergi. Komitmenla yang membuatmu tetap bertahan." - halaman 210
Janji
Sketch of Love
Penyunting : Ani Nuraini Syahara
Desain Cover : Dea Elysia Kristianto
Voice
Serbasalah memang kalau punya suara kelewat ganteng. Setiap menerima telepon, Kirana pasti dikira laki-laki. Padahal, dia jelas-jelas cewek tulen.
Namun, suara itu yang membawa Kirana memasuki industri yang tidak pernah dibayangkannya. Dia mendapatkan penawaran untuk menjadi voice actor untuk karakter utama lelaki dalam sebuah cerita animasi.
Kebalikannya, pengisi suara karakter utama perempuannya justru cowok bersuara lembut dan bening. Tidak seperti hubungan mereka dalam cerita, Kirana sulit untuk tidak berprasangka buruk terhadap Akira di kehidupan nyata. Belum lagi hubungannya dengan pengisi suara lain yang meremehkannya sebagai newbie.
Kirana jadi mempertanyakan apakah ini termasuk kesempatan langka atau malah malapetaka. Dia pun berjuang menyingkirkan rasa tidak percaya diri. Dia ingin menjadi voice actor yang dapat menghidupkan karakter dalam layar, walau dengan suara yang tertukar.
Review :
"Suara itu... kalau sama diri sendiri nggak akan terdengar berbeda, nah kalau sama orang lain baru bisa kedengeran khasnya." - Bab 1, Operator
Suara, merupakan salah satu hal yang membedakan seseorang dengan lainnya. Suara ini juga bisa jadi ciri khas seseorang. Nah, karena suara ini juga akhirnya membawa Kirana berkenalan dengan dunia voice actor. Dunia yang sama sekali tidak dikenalnya, dunia yang memberikan banyak tantangan dan juga pengharapan. Belum lagi dia berkenalan secara tidak sengaja dengan Akira, sosok cowok yang bersuara lembut sedangkan karakter suaranya sendiri agak manly sehingga sering dianggap suara cowok.
"Ya, kadang-kadang suaraku juga dianggap lebih miri suara laki-laki. Kadang-kadang rasanya nyebelin juga, tapi akhirnya kita dapat tempat, kan?" - Bab 5, Project
Aku membaca novel ini pada secara digital via Gramedia Digital versi cetakan kedua dengan sampul yang baru. Desainnya lebih oke, lebih fresh dan lebih masuk ke ceritanya. Voice jadi novel ketiga karya kak Ghyna Amanda yang aku baca. Sebelumnya sudah baca God.Speed (Teenlit, GPU) dan Titik Temu (Mojok). Suka banget dengan gaya penulis meramu cerita jadi enak dibaca, mengalir saja.
Novel ini banyak membahas mengenai Voice Actor. Bagiku, ini masih agak asing sehingga dengan membaca jadi nambah insight. Penjelasan dan penggambaran mengenai industri ini cukup detail, mulai dari persiapan dan proses produksi. Begitu pula karakter Akira yang bercita-cita sebagai Seiyuu, sebutan bagi Voice Actor pada industri hiburan di Jepang. Meski di Indonesia sendiri belum terlalu populer dibadingkan dengan di negara lainnya.
Mengenai jalan cerita, kadang terasa agak datar dan cepat dalam membangun chemistry antar tokoh. Masih ada plot hole, terutama mengenai misteri "kecelakaan" yang dialami oleh Kirana hingga terjun ke dunia voice actor masih belum terjawab. Mengenai proyek dengan Indra dan juga reaksi terhadap peran Akira dan Kirana juga bisa lebih di-explore
Dari segi, konflik yang ditampilkan, khas genre Young Adult pada usia tersebut seperti struggle mencoba hal baru, mengalami rasa insecure, tidak PD terhadap kemampuan diri sendiri dan masih dalam proses pencarian jati diri untuk menentukan arah menuju hal yang diinginkan dan diimpikan. Untuk side konflik keluarga, berjalan seiring dan tidak mendominasi. Kalau menurutku, hal ini masih bisa dikembangkan. Soal romansa, ada sih beberapa part yang nunjukin aksi tipis-tipis, gemes meski ada yang mainstream ya! Hahaa
Tokoh yang jadi favoritku, si cowok berambut cokelat terang, Akira. Sosok teman yang sangat supportif dan passionate banget! Dia tau apa yang dia mau dan dia berusaha keras untuk mewujudkannya.
"Aku bukan tipe orang yang bisa kerja sama dengan orang lain, tapi aku juga nggak mau gagal karena orang itu." - Bab 14 Record
Overall, aku sangat menikmati membaca buku ini. Tipis bisa dinikmati sekali duduk. Dari Kirana, aku belajar banyak hal, jangan mengecilkan dirimu dengan potensi yang kamu miliki, hanya karena perbedaan. Karena hal yang tidak biasa, bisa menjadi hal yang luar biasa. Cari tutor, cari teman dan lingkungan yang menyemangati untuk berkembang. Yang terpenting, dengarkan diri sendiri dan yakin percaya!
"... saya belajar mengenai banyak hal. Bagaimana terus belajar mengenai usaha yang telah kita lakukan, bagaimana tidak menyerah, bagaimana terus belajar mengenai pekerja yang profesional dan bagaimana bekerja sama.." - Bab 15 Premiere
The Boy I Knew From Youtube
“Membicarakan hal-hal pribadi apalagi sampai membuat kamu mengalami body shamming dan pelecehan seperti ini bukanlah hal yang etis. Orang itu harus dikasih pelajaran biar dia ngerti cara menghargai perbedaan, menghargai orang lain.” – halaman 114
“Asal kamu tahu, inti utama dari bahagia itu sebenarnya adalah rasa puas. Jika puas terhadap apa yang kemu miliki hari ini, pasti bisa merasa bahagia. Tak ada ekspektasi berlebih, enggak ada rasa kecewa ketika harapanmu nggak kesampaian.” –hlmn. 142.