Review Novel : Janji

19.51

 Janji

Penulis : Alifiana Nufi
Penerbit : Bentang Belia
Tahun Terbit : 2019
Tebal Buku : 254 halaman
Penyunting : Essa Putra, Dila Maretihaqsari
Perancang Sampul : Nocturvis
Pemeriksa Aksara : Nur Fahmia, Rani Nura
Penata Aksara : Nuruzzaman, Petrus Sony
ISBN : 978-602-430-375-4



Sinopsis :

Nirmala suka banget bikin sumpah-sumpah konyol, hingga dianggap aneh oleh teman-teman. Dia baru kena batunya saat melihat Rajendra, atlet taekwondo idolanya, membawa payung saat hujan lebat. Nirma spontan bersumpah minta ditampar kalau sampai cowok itu menawarinya sepayung berdua.

Gara-gara janji Nirma itu, Rajendra jadi kena masalah.

Rajendra terancam gagal ikut seleksi pekan olahraga tingkat provinsi karena berada bersama Nirma pada saat yang nggak tepat. Ingin sekali ia menjauhi gadis itu, tapi takdir terus mendekatkan mereka, dengan berbagai masalah yang senantiasa mengikuti tanpa henti.

Review : 

"Kadang, mulut itu lebih cepat daripada otak. Udah terlanjur ngucap, pantang nggak bertindak." -halaman 13

Saat kita punya keinginan, pernah nggak sih terucap sebuah janji yang akan kita lakukan jika keinginan itu terwujud? Nah, kalau sudah terwujud apa masih ingat untuk melakukan janji yang kita ucapkan sebelumnya? Ada kepercayaan bahwa janji yang tidak ditepati akan menimbulkan kesusahan atau kesialan. Nahlooo! Kan gawat?! Wajib hati-hati nih. Karena mulutmu harimaumu.

Kebiasaan untuk mengucap janji juga sering dilakukan oleh Nirma. Tidak jarang, janji-janjinya juga suka absurd dan malah menimbulkan masalah. Salah satunya pada Jendra, kakak kelas yang telah lama ia idolakan. Karena janji itulah, Jendra  Bukannya beruntung, bisa didekatkan dengan idola lewat jalur VIP, eh malah bikin hubungan mereka jadi nggak baik.

"Gue tahu, Nir, lo sering janji sama diri sendiri buat ngelakuin ini-itu kalau permintaan lo terkabul. Itu bagus sih, buat motivasi, tapi jangan sampai ngorbanin orang lain, dong."-halaman 57

Novel ini merupakan salah satu novel yang terbit dari ajang Belia Writing Marathon Series Batch 2 kategori Editor Choice. Setelah melewati seleksi dan serangkaian proses, novel ini jadi salah satu yang akhirnya bisa terpilih diterbitkan dan sampai di tangan pembaca, keren banget! Nggak heran, novel ini punya cerita khas teenlit yang nggak hanya melulu soal romansa yang menye-menye tapi juga memotivasi. Dengan setting cerita kebanyakan di sekolah yaitu di SMA, membuat aku kembali ke masa-masa sekolah dulu. Gimana dinamika saat belajar, seru-seruan sama temen, dimarahin guru bahkan mulai naksir-naksiran. Aku yakin semua pasti pernah mengalami hal-hal yang ada di buku ini. Diceritakan melalui POV3, dengan gaya bahasa yang asyik jadi nggak berasa saat baca.

Soal karakter, semuanya berkesan sih buat aku. Semua tokoh dapet porsi yang pas. Nirma, sosok cewek yang agak tertutup karena sering dinilai absurd. Alya, yang rame dan emang bestie banget buat Nirma karena saling melengkapi. Jendra, di balik omongannya yang suka pedes tapi ternyata sosoknya pintar dan pekerja keras. Agil, si sweet boy dan jangan lupakan Giri, boyfriend and brother material, semuanya ada di dia!

Chemistry Nirma dan Jendra terasa perlahan tapi pasti, datar aja tapi interaksinya bikin sebal dan senyum-senyum. Sedikit greget saat Nirma "dibela" oleh Jendra dan menurutku cukup sih. Side story tentang keluarga masing-masing juga mendukung cerita. Penjelasan mengenai Taekwondo juga cukup detail dituliskan disini, termasuk menambahkan detail adegan pertandingan serta catatan kaki. Berguna untuk pembaca yang buta dengan dunia taekwondo, seperti aku. Selain itu, menghadirkan hal-hal kecil seperti konsisten dengan segala menu matcha adalah poin plus bagiku. 

Ilustrasi dalam novel dan potongan chat-chatnya bikin gemes deh. Covernya simpel, sesuai menggambarkan keseluruhan isi cerita.  Extra part yang ada menurutku sangat tepat ditambahkan. karena kalau berlalu begitu aja, aku rasa sosok Giri akan berkurang dikit pacar-ablenya, dan keputusan Nirma tidak jadi kekanakan karena tindakan impulsif.  Tentunya ngga ada lagi janji-janji absurd Nirma ya  hihii..

"Hidup nggak melulu soal cinta. Apalagi kita masih muda, jalan kita masih panjang. Masih banyak target yang pengin gue capai." -halaman 119

Novel ini menunjukkan betapa kekaguman terhadap sosok idola, atau orang yang kita suka tidak selalu menjadi hal negatif. Itu juga bisa menjadi motivasi positif bagi kita untuk meraih impian. Perubahan harus ditujukan untuk diri kita, bukan hanya semata-mata untuk orang lain.  Setuju sih, masa muda masa meraih mimpi, seharusnya cinta bisa berjalan beriringan tanpa mengganggu dan membebani satu sama lain. Fokus pada tujuan dan berjuang bersama. 

"Motivasi itu penting buat mencapai impian. Semakin kuat motivasi lo, semakin lo giat berusaha mencapai impian itu. Jangan asal ngikut aja. Masih banyak waktu buat lo mikir masa depan, tapi jangan dipikirin oang. Mulai disiapin dari sekarang." -halaman 135




You Might Also Like

0 komentar