Review Novel : Dangerous Love

23.18

Dangerous Love


Penulis                         : Christina Tirta
Editor                          : Donna Widjajanto
Desain Sampul            : Marcel A.W
Penerbit                       : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit                : 2015
Tebal Buku                  : 296 Halaman


Dunia Catherine luluh lantak saat ibunya menikah lagi dengan ayah Chantal. Chantal adalah gadis manis yang menyenangkan dan dicintai seluruh dunia. Hanya Catherine yang bertekad membencinya sepenuh hati. Bagaimana tidak? Chantal merebut Mami, satu-satunya orang yang ia sayangi. Chantal bagaikan tsunami yang menghancurkan kehidupan Catherine.
Namun membenci Chantal bukanlah masalah terbesar Cath.
Hidupnya makin berantakan seperti keping-keping puzzle yang berserakan sejak Christ, pria misterius yang dikenalnya di kafe tenda Joe berhasil mencuri hatinya. Ia terpaksa menjalani kebohongan yang bagai jerat tak berujung pangkal.
Tertatih-tatih Cath berusaha melepaskan diri. Melewati berbagai rintangan yang membuatnya mengalami dan menyadariarti cinta dan benci.
Mencintai dan dicintai.
Membenci dan dibenci
Sanggupkan Catherine terbebas dari perangkap itu dan menyusun keping-keping puzzle nya hingga utuh?
***

“Membenci Chantal sepertinya sepertinya sesuatu yang tak dapat ku lepaskan. Dan dengan membenci Chantal, aku membenci diriku sendiri. Membenci kebencian yang menggerogotiku.” – halaman 168
            Kehidupan Catherine dan Maminya yang bahagia seolah terenggut ketika Maminya memutuskan untuk kembali menikah dengan gebetan lamanya yaitu Om Frans saat Cath duduk di bangku SMA. Om Frans, adalah seorang duda yang memiliki seorang putri bernama Chantal. Catherine dan Chantal memiliki banyak persamaan. Mereka memiliki inisial nama yang sama,  lahir di tanggal dan bulan yang sama, namun hanya berselisih satu tahun. Banyak yang mengatakan mereka mirip dan cocok untuk bersaudara walaupun mereka tidak memiliki hubungan darah.
Tapi ada satu hal yang membedakan keduanya yaitu  sikapnya. Catherine adalah wanita yang tertutup, mandiri dan tegas sedangkan Chantal adalah wanita yang manis, lemah lembut dan sangat ramah. Belum lagi, sikap Chantal yang sangat berbakti dan menyayangi Maminya, membuat Cath semakin membencinya. Mami adalah satu-satunya orang yang dimiliki Cath, sehingga ia merasa Chantal telah merebut perhatian dan kasih sayang Mami untuknya. Sementara Om Frans, seolah tidak pernah memberikan kasih sayang seperti yang dilakukan Mami pada Chantal.
Suatu hari, Chantal meminta Catherine berpura-pura menjadi dirinya untuk Blind Date dengan salah seorang anak rekan kerja Om Frans yang akan dijodohkan dengannya. Chantal melakukan itu karena ia sudah memiliki seorang kekasih. Awalnya, Cath menolak ide itu namun ketika ia melihat itu adalah kesempatan untuk merusak citra baik Chantal akhirnya ia setuju. Siapa sangka bahwa anak rekan kerja Om Frans itu adalah Christ? Laki-laki yang membuat Catherine jatuh cinta.
***

Novel Dangerous Love ini menggunakan sudut pandang penceritaan orang pertama yaitu Catherine. Pengenalan kehidupan Catherine dan Chantal banyak diceritakan pada bab satu novel ini. Awalnya, aku berpikir kisah ini akan menceritakan sudut pandang kakak tiri Cinderela versi modern. Tapi ternyata lebih dari itu, alur ceritanya benar-benar mengejutkan dan menakjubkan!
Banyak hal yang ditunjukkan oleh penulis yang menjurus pada konflik yang dihadapi oleh Cath. Tapi penulis berhasil menyimpannya dengan rapi dari awal cerita lalu diungkap satu per satu hingga akhir cerita. Tidak hanya Cath, pembaca diajak untuk menduga-duga apa yang akan terjadi selanjutnya. Walaupun memang agak rumit, aku cukup sulit untuk menerka-nerka kemana arah cerita ini. Terpikir sih tentang kejadiaan kecelakaan, tapi memang dikecoh dengan anggapan Catherine bahwa anak perempuan yang menjadi korban itu telah meninggal. Yang tidak kalah mengejutkan adalah penerimaan Christ saat Catherine mengaku. Sikap Clara, adik Christ yang sangat misterius dan pengakuan Marco tentang masa lalunya. Sayangnya, penulis tidak menjelaskan bagaimana sikap Catherine terhadap Om Frans maupun sebaliknya setelah Mami berterus terang pada anaknya.
Novel ini menjadi rekomendasi untuk penyuka realistic novel ataupun Dark Romance. Cerita ini mungkin banyak terjadi dan dialami oleh mereka yang memiliki saudara tiri. Selain itu, konfliknya juga mungkin sering dialami Perasaan benci yang dirasakan oleh Cath, Pembaca mudah hanyut dalam emosi yang dirasakan oleh Cath. Perasaan kebingungan juga banyak dieksplor, tapi memang kebanyakan porsinya pada rasa kebencian. Aku suka bagaimana penulis menyelesaikan konflik dengan cara yang manis.  

Setelah menuntaskan buku ini, akhirnya aku dapat menyimpulkan bahwa Dangerous Love atau cinta yang berbahaya itu adalah cinta yang dilandasi oleh obsesi berlebihan, sikap egois dan juga kebohongan. Cinta yang berbahaya itu adalah cinta Mami pada ayah kandung Catherine, cinta Christ pada Clara dan tentu saja cinta Catherine pada Christ.


Review Novel : Carrying Your Heart

06.03

Carrying Your Heart

Penulis             : Pia Devina
Penerbit           : Diva Press
Editor              : Diara Oso
Tata Sampul    : Ferdika
 Tata Isi           : Atika
Pracetak          : Antini, Dwi, Wardi
Tahun Terbit    : 2014
Tebal Buku      : 248 halaman

            I was your home.. and I wish I will always be your home. Tapi aku tahu, untuk saat ini.. I’m no longer becoming your home..
            Kirana Evalia selama ini hanya hidup bersama ibunya. Dalam hati, terpendam keinginan untuk bertemu dengan sang ayah. Hingga, ia menemukan buku harian tua mendiang ibunya. Di sana, tertulis nama sang ayah dan sebuah alamat di Belanda.
            Kira sempat bertemu sang ayah meskipun dalam suasana yang tak menyenangkan. Di sana juga, ia mengenal Nathan dan membuatnya berpaling dari sang kekasih yang setia menunggu kepulangannya.
            Dalam dilema batin yang Kira rasakan, sang kekasih mendapat beasiswa kuliah di Belanda. Mereka pun bertemu. Namun, Kira sadar, hatinya tak dapat berbohong terlalu lama. Rasa itu…
***
“Apa yang akan kamu lakukan kalau kamu sedang bersama dengan orang yang tulus menyayangimu, tapi ada suara di dalam hatimu yang berteriak ahwa kamu menginginkan orang lain yang hadir untuk menemanimu?” –halaman 158

            Kirana Evalia, gadis yang hanya hidup bersama sang ibu tanpa mengenal sosok ayah membuat keputusan besar dalam hidupnya. Keinginan yang kuat untuk menemui sang ayah membuat ia yakin untuk terbang ke Rotterdam, Belanda. Keputusan itu diambilnya karena ia menemukan sebuah alamat dalam buku harian milik ibunya. Kondisinya yang seolah hidup sebatang kara setelah ibunya meninggal membuat keputusan Kira makin bulat untuk meninggalkan Indonesia. Meski ia harus meninggalkan Rendi, kekasihnya yang pernah berjanji membantunya bertemu dengan sang ayah di Rotterdam dan menjalani hubungan long distance relationship.
            Siapa sangka di Rotterdam, Kira bertemu dengan Nathan. Laki-laki yang berasal dari Indonesia yang menjadi seorang fotografer handal di Rotterdam. Kebersamaan Kira dan Nathan yang awalnya dimulai dengan hubungan pertemanan akhirnya menumbuhkan benih-benih yang berujung pada kisah terlarang yang seharusnya tidak pernah ada diantara mereka.
            Pertemuan pertama Kira dengan sang ayah yang dibantu oleh Om Iwan yang menyedihkan membuat Kira tidak yakin apakah ia ingin bertemu lagi dengan ayahnya itu atau tidak. Belum lagi dengan Rendi dan Nathan, dua orang laki-laki yang membuat pikiran Kira semakin rumit.
***
            Carrying Your Heart ini diceritakan melalui POV 1 yaitu tokoh Kira. Dengan alur maju mundur, pembaca diajak untuk mengenali sosok Kira dan latar belakang keluarganya sehingga ia bisa pergi ke Rotterdam untuk mencari ayahnya.  Awalnya memang sempat mengira bahwa usaha menemukan ayah Kira inilah yang akan mendapat porsi lebih banyak, tapi ternyata kisah cinta segitiga yang dialami oleh Nathan-Kira-Rendi di sela kisah pencarian inilah yang menjadi fokus utama.
            Karakter Kira bener-bener membuatku gemas. Bagaimana bisa ketika ia sudah memutuskan untuk pergi ke Rotterdam, tapi masih saja ia belum siap untuk bertemu dengan ayahnya. Selain itu, sikapnya kepada Rendi dan juga pada Nathan yang terkesan tidak tegas berhasil membuatku semakin geregetan. Sedangkan Nathan, benar-benar tidak bisa ditebak. Terlalu banyak misteri yang membuat dia semakin ajaib.
            Setting kota Rotterdam, digambarkan dengan detail mulai dari cuacanya, suasananya  hingga tempat nongkrongnya. Selain itu, beberapa kota di Belanda juga membuat kesan bahwa riset yang dilakukan penulis sangat total. Tiap bab dilengkapi dengan playlist lagu kece. Ada juga beberapa istilah dalam dunia chef yang dikenalkan oleh Kira melalui profesinya sebagai sous chef di sebuah restoran. Menarik sekali!
Tapi aku merasa banyak kehilangan moment,  tidak dijelaskan bagaimana Om Iwan bisa menghubungi Kira. Juga bagaimana hubungan Kira dengan Rendi, apakah LDR mereka renggang hingga Nathan mudah masuk ke celah hati Kira? Identitas Nathan tidak terlalu dieksplor sehingga menjadi tidak terlalu jelas. Kejutan yang dimunculkan oleh Nathan dan Om Iwan di tengah cerita, disimpan dengan baik hingga akhir cerita tapi eksekusinya jadi tidak total dan kurang greget. Aku berharap bagian epilognya dipanjangin lagi dikit hehee..
Tokoh favorit jatuh pada sosok Rendi yang langsung masuk dalam kriteria cowok-idaman-yang-pantas-untuk-diperjuangkan-dan-dipertahankan. Walaupun sosoknya tidak terlalu banyak muncul dalam kisah Kira tapi aku sangat menghargai usahanya untuk menepati janji untuk mempertemukan Kira dengan ayahnya dan juga kesetiaannya. Keputusan Rendi memang sangat disayangkan, tapi aku bisa memahami perasaannya.

***

Review Novel : Not A Perfect Wedding

06.40


Not A Perfect Wedding
[Le Mariage Series]

Penulis                         : Asri Tahir
Editor                          : Afrianty P. Pardede
Penerbit                       : Elex Media Komputindo
Tahun Terbit                : 2015 (296 Halaman)



Raina Winatama
Di hari pernikahanku, aku kehilangan mempelaiku. Bukan karena dia melarikan diri. Tapi dia pergi untuk selamanya.

Prakarsa Dwi Rahardi
Di hari pernikahanku, aku kehilangan mempelaiku. Bukan karena dia melarikan diri. Tapi aku harus pergi untuk selamanya.

Pramudya Eka Rahardi
Di hari pernikahan adikku, aku harus menjadi mempelai laki-laki. Menjalankan sebuah pernikahan yang harusnya dilakukan oleh adikku, Prakarsa Dwi Rahardi.
***

Ada yang mengatakan bahwa menjelang hari-hari sakral dalam hidup kita, maka akan semakin banyak godaan dan marabahaya yang mengintai kita. Aku percaya dengan tradisi “Pingit” bagi kedua mempelai sebelum melangsungkan pernikahan dengan tidak boleh bertemu calon istri/suaminya, keluar rumah bahkan mengurus keperluan pernikahannya. Tujuan pingit ini agar menghindarkan kedua mempelai dari hal-hal yang tidak diinginkan. Dan, hal-hal yang tidak diinginkan itu dialami oleh Prakasa Dwi Rahardi.
Satu hari sebelum pernikahannya, Prakarsa Dwi Rahardi mendapatkan musibah yang harus merenggut nyawanya. Mobil yang dikemudikan Raka dihantam oleh sebuah mini bus. Raka yang malang mendapat trauma yang keras pada kepalanya. Lalu bagaimana dengan Raina, sang mempelai wanita? Karena rasa cintanya pada gadis itu, Raka memberikan kepercayaan kepada Pram untuk menjaga calon istrinya. Pram tak punya pilihan akhirnya menyanggupi dan berjanji akan menjaga Raina dengan menggantikan Raka menjadi mempelai laki-laki pada prosesi akad nikah keesokan harinya. Pram akan menjadi suami Raina, gadis yang belum dikenalnya bahkan belum pernah ditemuinya.
***

Aku suka cara penulis menceritakan kisah cinta karena terbiasa yang dialami oleh Pram dan Raina.  Interaksi keduanya sangat mengalir, emosinya dapet banget. Penggambaran sikap tokoh-tokohnya sangat kuat melalui interaksi mereka. Salut banget sama penulis yang tampak sangat memahami alur pikiran laki-laki dewasa seperti Pram yang kadang bikin klepek-klepek atau gemes setengah mati. Apalagi saat permasalahan mereka berarut-larut, jelas sekali Pram mendominasi dalam pernikahan ini, kadang kasihan juga sama Raina yang berkorban perasaan terus hehe..
Suasana keluarga yang harmonis dan saling mendukung satu sama lain juga tergambar jelas. Terutama tokoh Pasha dan Raina, interaksi keduanya membuatku semakin ingin memiliki seorang kakak laki-laki yang sama sayang dan protektifnya seperti tokoh Arman, Pasha dan Pram. Tokoh yang kakak-able banget deh.
Dari segi alur cerita, menurutku masih ada yang janggal. Misalnya, penggambaran cerita di awal masih berjalan seperti biasa, seolah keesokan harinya tidak ada hajatan besar dan penting bagi keluarga Rahardi. Kondisi hectic menjelang pernikahan tidak terlalu terlihat. Raka masih menjemput Pram, mama Anne juga menyediakan makanan kesukaan anaknya. Ada juga moment yang tidak jelas –atau aku yang tidak memahaminya ya? – Saat Raina menelpon Maminya Pram, saat Pram ke Bengkulu. Kenapa mami bisa nggak tau dan Raina menyimpulkan seperti itu?
Kadang moment-nya juga belum pas, misalnya saat Raina mengatakan bahwa ia mengalami morning sickness. Raina sangat yakin dengan hal tersebut, tetapi adegan selanjutnya adalah melakukan tes kehamilan dengan test pack untuk memastikan kehamilannya. Beberapa kali aku juga merasakan perpindahan ceritanya terlalu cepat seperti saat Pram memberikan cincin saat makan, tiba-tiba saja Pram sudah membuka pintu lemari di kamar.
Masih banyak juga ditemukan ada kesalahan penulisan, terutama penempatan huruf capital yang ditempatkan tidak semestinya. Oya, covernya akan lebih baik kalau disesuaikan dengan baju pengantin yaitu kebaya berwarna pink yang digunakan oleh Raina. Bukan gaun putih. Selera pribadi sih, tapi terlepas dari itu aku suka kok sama covernya terutama warnanya. Sangat elegan.
***

Review Novel : Still Alice

06.57



STILL ALICE

Penulis                         : Lisa Genova
Penerbit                       : Penerbit Esensi(Imprint Penerbit Erlangga)
Tahun Terbit                : 2015
Tebal Buku                  : 328 Halaman

“Gangguan ingatan seperti ini bagaikan serangan bertubi-tubi yang sangat membingungkan”
-halaman 30

            Alice Howland, guru besar di Harvard University seolah kehilangan segalanya ketika gangguan ingatan perlahan namun pasti merusak hari-harinya. Berawal dari hal-hal sederhana seperti tersesat pada jalan yang sering dilaluinya hingga kemudian semakin memburuk hingga ia tidak bisa lagi menjalani kehidupannya sebagai seorang dosen, menjadi pembicara dan melakukan segala sesuatu yang ia suka berkaitan dengan dunia psikologi.
            Tak hanya itu, perlahan Alice hampir putus asa karena seolah kehilangan keluarganya. Alice sempat merasa bahwa John, suaminya mulai meninggalkan dirinya ketika ia lebih perduli pada aktivitas penelitiannya. Hikmah positifnya, selama mengalami penyakit Alzheimer ini hubungan Alice dengan Lydia, putri bungsunya yang sebelumnya bermasalah bisa membaik bahkan semakin dekat.
***
            . Penyakit Alzheimer merupakan penyakit keturunan yang diwariskan melalui DNA Autosomal Dominan. Peluang untuk mendapatkan penyakit ini sebanyak 50% untuk mewarisi mutasi gen ini. Serangan dini Alzeimer terjadi sebanyak 10% dialami oleh orang yang berusia kurang dari usia 50 tahun. Hal ini terjadi karena protein DNA yang mengalami penyimpangan dari mutasi gen.
            Novel ini merupakan novel yang sangat informatif karena pembahasan mengenai Alzheimer ditulis secara mendalam melalui dialog antar tokoh dan narasinya. Sejak bab awal, pembaca sudah diajak untuk mengikuti awal kecurigaan adanya yang dialami oleh Alice dengan beberapa contoh sederhana seperti ia lupa tempatnya meletakkan charger blackberry, kehilangan kata-kata yang sering ia ucapkan dan tiba-tiba tersesat di jalan yang sering ia lalui. Penceritaannya yang bertahap tiap babnya membuat pembaca tidak kehilangan detail perkembangan penyakit yang diserang oleh Alice.
            Setting, penokohan dan latar belakang keluarga juga diceritakan dengan jelas. Dari ikatan kekeluargaan dan hubungan emosional antar keluarga ini terungkap salah satu faktor pencetus terjadinya serangan dini Alzeimer pada Alice yang ternyata didapatkan dari gen dominan ayahnya.
Kita juga akan mendapat banyak ilmu tentang dunia medis terutama yang berkaitan dengan psikologi linguistic, yang ditekuni oleh Alice dan juga tentang penyakit Alzeimer. Penulis sangat totalitas dalam melakukan riset dan menuangkannya ke dalam bentuk novel sehingga menjadi media yang bagus untuk memudahkan memahami penyakit Alzeimer tersebut.  Bagi orang awam akan menjadi lebih care, sedangkan bagi para praktisi yang berkecimpung di dunia medis akan semakin memahami penyakit ini.
            Dengan membaca novel ini, kita diharapkan bisa bersikap seperti Alice. Sering kali, masalah ingatan dianggap wajar seiring dengan pertambahan usia atau banyaknya beban pikiran dalam kehidupan sehari-hari. Memang ini merupakan hal yang sepele, tetapi justru bisa menjadi sangat berbahaya jika tidak ditanggulangi dengan cepat. Sikap Alice yang waspada ini patut dicontoh oleh pembaca. Ketika ia merasa otaknya terganggu ia langsung mengonsultasikannya ke dokter dan menjalani serangkaian tes untuk membuktikan apa yang sebenarnya terjadi. Selain itu, ia juga mengonsumsi obat-obatan dan melakukan tindakan pencegahan terhadap anak-anaknya yang memiliki kemungkinan 50% untuk mewarisi penyakit yang sama.
            Novel Still Alice yang merupakan karya perdana Lisa Genovaini termasuk dalam #1 New York Time Best Seller dan sudah diangkat ke layar lebar dibintangi oleh Julianne Moore, Kristen Stewart, Alec Baldwin yang juga memperoleh berbagai penghargaan bergengsi.