Review Novel : Strawberry Cheesecake

18.18

Strawberry Cheesecake

Penulis : Ayuwidya
Penyunting : Hutami Suryaningtyas dan Dila Maretihaqsari
Perancang Sampul : Nocturvis
Ilustrasi Isi : Labusiam
Pemeriksa Aksara : Kiki Riskita Sari
Penata Aksara : Anik Nurcahyati dan Martin Buczer
Digitalisasi : R. Guruh Pamungkas
Penerbit         : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : 2016
Tebal Buku : 304 halaman



Selama menjadi artis terkenal, tantangan kali ini benar-benar mengusik Alana. Demi menarik simpati pujaan hati yang tak kunjung menerima cintanya, Alana menerima tantangan itu. Reality Show membuat kue! Di sinilah petaka dimulai. Alana bisa melakukan apapun, kecuali memasak! Kalau bukan karena Aidan, mana mungkin ia bersusah-susah melakukan ini.
Ia terpaksa harus berbohong di depan kamera bahwa ia mahir membuat cake. Adonan menjijikkan, kue bantat, dekorasi mengerikan adalah hasil karya Alana selama proses syuting. Untungnya, ia bertemu Regan, seorang karyawan baru di Strawberry Garden Deli, kafe tempat mereka syuting. Alana takjub dengan kemampuan Regan membuat kue. Karenanya, Alana membujuk Regan habis-habisan untuk mengajarinya demi keperluan syuting.
Meski Regan galak dan menyebalkan, Alana  terpaksa belajar darinya. Alana benci menghadapi Regan yang sok cool itusetiap hari. Alana benci ketika Regan selalu meremehkan kemampuannya, yang sebenarnya memang tidak ada. Alana benci terlihat bodoh di depan Regan. Dan, yang paling tidak disukai Alana adalah ia benci harus menyangkal tunas-tunas perasaan yang tumbuh di hatinya untuk Regan.
***
“Apakah semua laki-laki mengukur kesempurnaan perempuan berdasarkan keahliannya di dapur?”-Halaman 13
Suasana yang fun dan menyenangkan sudah terasa sejak pertama kali membaca novel ini. Salah satu novel seri Yummy-Lit yang sudah aku cicipi selain Deesert. Tidak hanya lewat benang merah cerita yang bertema cake dan strawberry, pembaca juga mendapat ‘resep rahasia’ berbagai olahan kue lezat berbahan dasar strawberry ala Regan. Cara pembuatannya pun sangat detail tapi tidak kaku seperti buku tutorial memasak. Dengan membacanya saja, aku yakin banyak yang langsung mencoba membuatnya. Apalagi kalau ditemani sama Regan hihii..

Kalau dari segi cerita, novel ini punya rumus yang standar. Cinta karena terbiasa, lalu mulai mencari berbagai hal yang dapat meyakinkan kita terhadap perasaan tersebut. Well, meskipun kita bisa mendapat gambaran cerita melalui sinopsis tapi nyatanya begitu banyak hal yang tidak terduga. Untuk menjadikan rumus itu tidak membosankan, banyak part-part yang dibuat nggak biasa –cenderung unik dan tentu saja kocak!

Alana dan Regan bergantian bercerita dengan POV1 dari sudut pandang masing-masing. Perbedaannya dari segi gaya bicara sangat terlihat. Hanya saja Alana dan Regan tidak mendapat porsi yang seimbang saat bercerita. Latar belakang kehidupan Alana dan Regan juga tidak dibahas secara mendalam, padahal menurutku hal ini dapat mendukung cerita dan memperkuat karakter tokohnya.

Semua tokohnya manusiawi, tidak ada yang benar-benar sempurna. Baik Alana maupun Regan memiliki sisi positif dan negatif yang membuat pembaca mudah mencintai tokoh-tokoh di novel ini. Alana, meskipun manja dan nekat tapi aku salut dengan semangatnya. Ia tipikal orang yang pekerja keras, mau belajar, dan pantang menyerah. Regan, cowok yang passionate dan super sabar menghadapi Alana yang kadang sangat menyebalkan. Tapi ia juga sering bertindak tidak dewasa dengan melarikan diri dari masalah. Regan juga tidak bisa menyembunyikan sisi dirinya yang tidak tegaan dan sangat rapuh.

Novel ini lebih dari sekedar novel yang menghibur. Banyak life lesson yang bisa kita dapatkan setelah membaca. Melalui pengalaman Alana, aku mendapat bukti bahwa kata-kata bisa memberi efek yang sangat dahsyat bagi diri kita maupun orang lain. Aku juga makin percaya bahwa satu-satunya hal yang kekal hanyalah perubahan, dalam perjalanan kehidupannya manusia bisa dengan mudah untuk berubah haluan. Di dalam hidup yang singkat ini, jangan dilalui dengan kebohongan. Fokuslah dengan passion yang sesuai dengan diri kita!
“Ketika kamu bebas melakukan hal yang kamu suka untuk dirimu sendiri, itulah kejujuran.”

-Halaman 89