2017

Review Novel : The Bond

02.34

The Bond

Penulis                         : Eve Shi
Editor                          : Prisca Primasari
Proofreader                 : Tharien Indri
Designer Sampul         : Dwi Anissa anindhika
Penata Letak               : Gita Mariana
Penerbit                       : TWIGORA
Tahun Terbit                : 2016
Tebal Buku                  : 248 halaman
ISBN                           : 978-602-74924-0-0 


Aku akan memberitahumu sebuah cerita yang membuatku sangat tidak nyaman. Semuanya dimulai ketika aku menemukan sejumlah kaset peninggalan mendiang Mama. Mendengar kembali suara orang yang seumur hidup kau cintai menghangatkan hati dan jiwamu. Tapi yang aku temukan tak hanya itu. Mama bilang, ada sesuatu yang mencurigakan tentang rumah yang sedang aku tempati ini. Sesuatu yang belakangan membuatku terlibat dalam urusan masa lalu yang belum tuntas.
Sepanjang cerita ini, aku akan menyebutkan sejumlah karakter ; ada yang penting, dan ada juga yang hanya selewat lalu. Ada yang membuatku berdesir hangat, ada juga yang berniat menikamku dan mewarnai akhir cerita ini dengan lumuran darah.
Di situ jugalah letak masalahnya : aku benar-benar tidak bisa membedakan mereka
***
“Hidup bersama manusia lain saja kadang melelahkan. Hidup dengan mahluk tak kasatmata jelas mengganggu, terutama bagi orang yang rasional..”-halaman 60 
Berkisah tentang Shava –yang dipanggil Mama oleh Nina– yang tinggal bersama Bunda dan adik laki-lakinya, Daven di Rumah Belanda. Rumah ini merupakan peninggalan buyut Mama yang dibangun di awal abad ke-20. Krisis ekonomi membuat keluarga ini pindah sementara ke Rumah Belanda. Sebelumnya rumah ini hanya dikontrakkan atau dijaga oleh orang sewaan. Shava yang bercita-cita menjadi seorang dubber, merekam kisahnya dan keluarga saat tinggal di Rumah Belanda dalam beberapa kaset. Tidak hanya tentang kehidupan mereka tetapi juga tentang teka-teki penghuni lain di Rumah Belanda yang tak kasat mata.

Satu per satu kejadian aneh muncul, meski awalnya tidak terbiasa namun lama kelamaan Shava dan Daven mengerti tentang alasan keberadaan mereka. Penghuni tak kasat mata punya alasan tersendiri mengenai kemunculannya yang secara tiba-tiba. Seolah tak bisa mengelak, Shava dan Daven berusaha menyelesaikan masalah tersebut.

Sekian tahun berlalu, rahasia itu kembali terpendam, dan mencuat ketika Nina mendengarkan isi kaset-kaset tua peninggalan Mamanya. Nina merasa terlibat serta wajib menuntaskan misteri ketika kembali ke Rumah Belanda tersebut.
***
Novel ini serba pertama. Pertama kali baca terbitan Twigora yang bergenre horror/misteri, pertama kali baca novel kak Eve Shi, dan pertama kali juga menang giveaway via Goodreads. Sangat bersyukur untuk ini semua. Novel ini jadi penyegaran diantara kebanyakan novel-novel romance yang biasa aku baca.

Meskipun bergenre horror/misteri, novel ini tetap menampilkan dinamika dalam kehidupan keluarga. Karakter tokohnya sangat kuat, chemistry-nya berhasil dibangun dengan sangat baik dan terasa sangat emosional. Unsur romance di novel ini mendapatkan porsi yang sedikit. Ada beberapa adegan yang bikin deg-degan tapi overall novel ini masih bisa dibaca dan dinikmati bagi aku yang agak penakut ini hihi.. Novel ini juga menunjukkan bahwa keberadaan mereka yang tak kasatmata tidak selamanya memiliki maksud dan tujuan yang buruk bagi manusia.

Novel ini menggunakan alur maju mundur, beberapa BAB fokus menceritakan kejadian yang dialami satu tokoh tetapi tetap dengan menggunakan POV3. Penggambaran setting di tahun ini yang dialami Nina serta tahun 80-an pada jaman Shava dan Daven sangat kentara perbedaannya. Perpindahannya sangat mulus melalui perantara sebuah rekaman suara dalam sebuah kaset.

Tokoh yang menjadi favoritku di novel ini adalah Shava. Sepanjang cerita, kita diajak mengenal sosoknya sejak remaja hingga tua. Sosoknya bersemangat, pemberani dan sangat menyayangi keluarga. Setelah membaca bagian Afterword dari penulis di belakang cerita, aku baru tahu bahwa sosok Daven-lah yang memiliki peran penting dalam menginspirasi keseluruhan cerita ini. Hubungan keluarga ini sangat harmonis, walaupun tak berakhir manis.

Ceritanya berputar-putar, terjalin bagai sebuah ikatan seperti judulnya. Berbagai twist berhasil mengelabuiku, bahkan tidak menduga endingnya seperti itu. Aku puas mengikuti kisah Shava-Daven-Nina yang berbeda masa ini, Tidak terbayangkan bagaimana Nina bisa mengungkapkan misteri yang kompleks. Tidak hanya tentang ‘mereka’ tapi juga tentang masa lalu yang tidak pernah diketahui oleh Nina sebelumnya.
“Cinta memang jauh lebih rumit dan besar daripada pihak-pihak yang saling mencinta”-halaman 242

2017

Event : Ngobrolin Friendzone-an Sama Yang Berpengalaman

22.05

Mini Talkshow dan Booksigning #TEMANTAPIMENIKAH
Malang, 11 Februari 2017

Kehidupan rumah tangga Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion, kini tengah menjadi sorotan. Pasangan ini sering dianggap menjadi #RelationshipGoal oleh banyak orang. Bagaimana tidak? Kisah cinta mereka sangat fenomenal dan banyak memberikan inspirasi bagi yang terjebak perasaan cinta dalam hubungan persahabatan. Ayudia dan Ditto adalah contoh kisah friendzone yang berhasil lanjut ke pelaminan. Mereka mematahkan anggapan bahwa mencintai sahabat sendiri akan selalu berakhir mengenaskan.

Jauh sebelum dikenal sebagai public figure seperti sekarang, Ayudia dan Ditto berteman sejak duduk di bangku SMP. Mereka bersahabat selama 13 tahun dan tetap mendukung satu sama lain. Tidak hanya disaat suka dan duka, tetapi juga saat patah hati. Ayudia selalu ada untuk Ditto ketika putus dengan mantan kekasihnya. Begitu pula sebaliknya. Siapa yang menyangka, meskipun berganti-ganti pacar, Ditto memendam perasaannya kepada Ayudia sejak lama, dan selalu menahan diri untuk mengungkapkannya.

Dalam acara roadshow ke kota Malang, keduanya bercerita tentang novel berjudul Teman Tapi Menikah di Radio Kalimaya Bhaskara dan di Gramedia Basuki Rahmat. Si ‘buku Kuning’ ini memuat kisah persahabatan yang dituliskan oleh Ayudia dan Ditto berdasarkan pengalaman pribadi yang mereka alami. Bisa dikatakan, kisah nyata yang dinovelkan dengan dua tokoh utamanya Ayudia dan Ditto. Novel ini ditulis ketika Ayudia sedang mengandung Dia Sekala Bumi, dan dirampungkan dalam waktu enam bulan. Menurut keduanya, ketika menulis novel ini mereka merasa kembali bernostalgia, mengulang hal-hal yang pernah mereka alami bersama. Baik Ayudia maupun Ditto saling mengonfirmasi satu sama lain mengenai peristiwa-peristiwa yang akan mereka tulis di dalam buku. Karena idenya berdasarkan memori mereka, tidak ada kesulitan berarti yang mereka hadapi. Dukanya, ketika menulis novel ini Ayudia dan Ditto sedang menjalin hubungan Long Distance Marriage, Jakarta-Bali sehingga sempat berkejaran dengan deadline penerbitan.

Jika banyak yang beranggapan novel ini datar tanpa konflik, kamu salah besar! Konflik yang dimunculkan di novel ini adalah konflik batin. Memendam perasaan untuk sahabat selama 13 tahun bukanlah hal yang mudah. Hal inilah yang diungkapkan oleh Ditto. Ia mengatakan bahwa jangan ajak sahabatmu untuk berpacaran, tetapi jadikan ia sebagai teman hidup. Ditto juga berpesan untuk menikmati masa muda untuk belajar mencari banyak teman sebelum akhirnya menikah dengan pasangan yang tepat di waktu yang tepat. Sangat menginspirasi!

Sejak rilis hingga saat ini, novel Teman Tapi Menikah sudah memasuki cetakan ke-6. Sebagai penulis novel yang sama sekali tidak memiliki background menulis sebelumnya, Ayudia dan Ditto merasa bahagia sekaligus tidak menyangka dengan antusiasme pembaca dan penggemar mereka. Keduanya juga mengatakan bahwa mereka suka berkarya, masih banyak belajar dan dibantu oleh pihak penerbitan. Terbukti! Gramedia Basuki Rahmat Malang penuh sesak oleh penggemar keluarga kecil ini.  Banyak yang mengantri untuk sekedar berjumpa dengan Sekala, berfoto bersama dan meminta tanda tangan Ayudia-Ditto pada buku Teman Tapi Menikah.

Tidak hanya berbincang tentang Teman Tapi Menikah, di acara Mini Talkshow dan Booksigning ini Ayudia dan Ditto banyak memberikan tips-tips seputar percintaan khususnya bagi yang sedang terjebak friendzone. Ayudia juga menyanyikan lagu terbaru dari project Teman Tapi Menikah berjudul Dengarkan Dia. Keduanya mengaku bahwa saat ini sedang dalam proses penggarapan buku kedua, mempersiapkan Teman Tapi Menikah The Movie dan Project Musik Teman Tapi Menikah yang terdiri dari beberapa lagu yang mereka garap bersama. Sukses yaa, ditunggu main-mainnya lagi ke Malang ^^

“Jodoh itu nggak usah jauh nyarinya. Lihat di sekeliling lo, siapa tahu salah satunya jadi jodoh lo.” #TEMANTAPIMENIKAH