Review Novel : Melbourne (Wedding) Marathon
08.30
Melbourne (Wedding) Marathon
Penulis : Almira Bastari
Editor : Cicilia Prima
Desain Cover : Dhynda Hanjani P
Penata Isi : Putri Widia Novita
Penerbit : Grasindo
Tahun Terbit : 2017
Tebal Buku : 218 halaman
Sydey Deyanira
Wanita cerdas, mandiri, ambisius dan perfeksionis. Sydney merasa patah
hati ketika sahabat yang ia kencani selama satu semester terakhir memilih
berpacaran dengan orang lain. Dijuluki sebagai ahli percintaan prematur, Sydney
mulai berpikir untuk melakukan apa yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya,
menjalin hubungan palsu dengan orang baru.
Anantha Daniswara
Pria sukses, arogan, suka bergonta-ganti pasangan naun masih belum
berdamai dengan masa lalunya, Anantha nekat meminta pelayannya sendiri untuk
menjadi kekasihnya.
Melbourne bukan kota cinta dan jauh dari kata romantis. Sebagai kota
yang paling nyaman ditinggali di dunia, Melbourne menjadi awal baru bagi dua
insan yang tertekan dengan rentetan
pesta pernikahan!
***
Ini pertama kalinya
berkenalan dengan tulisannya mbak Almira. Aku langsung suka dengan gaya
ceritanya yang asyik banget. Banyak yang merekomendasikan novel ini. Aku suka
dengan novel bertema pernikahan, karena selalu ada kisah menarik. Selain itu,
penasaran juga karena novel Resign booming banget!. Itu lho, si kuning yang
lagi diomongin dimana-mana gara-gara si cungpret. Karena tema keduanya beda
banget, jadi semakin tertarik. Kebetulan belum baca Resign juga sih. Semoga
segera bisa mewujudkan wishlist ini! Oke, here the review!
“Smart woman finds love harder.” –Chapter 12, halaman 97
Tidak ada yang salah dengan sosok
Sydney Deyanira. Ia gadis yang cantik, pintar, friendly dan punya pendirian.
Kehidupan percintaannya memang tidak semulus kehidupan perkuliahannya, karena
para cowok-cowok yang mendekati Sydney terlalu minder untuk bersanding dengan
sosok Sydney. Bahkan Rafka, sahabat sekaligus cowok yang ditaksir oleh Sydney
mengatakan bahwa ia terlalu menunjukkan kelebihannya sehingga para lelaki
merasa ‘kalah saing’. Kayaknya ini jadi problem banyak wanita yang sukses
dengan karier cemerlang dan pencapaian tinggi ya?
“Harusnya orang-orang yang terlalu sempurna itu punya label di kepala sehingga kita tidak perlu jatuh cinta pada mereka dari awal.” –Chapter 19, halaman 156
Mengutip kata Sydney,
Anantha Daniswara bukan hanya too good to
be true melainkan waaay too good to
be true. Sosok pria dewasa, tampan dan kaya raya. Siapa sih yang nggak mau
jadi temen date-nya? Ananta bak pangeran yang muncul dari negeri dongeng, dan
sangat didambakan oleh rakyat jelata yang sayangnya bukan Cinderella. Jadi,
udah siap-siap kecewa bahkan sebelum mulai mendekatinya hahaha.. tapi aku suka
dengan karakter Ananta, sosok alfa male yang pengertian. Ia tetap manusia biasa
yang punya kekurangan dan dark side
dalam dirinya
“Melbourne itu moody, sebentar panas, sebentar dingin atau hujan dan merusak segalanya. Di balik fenomena itu, nyatanya bisa mempertemukan dua orng asing yang tidak saling mengenal..”-halaman 109
Diceritakan dengan POV 3, dengan
alur maju yang cukup padat sehingga terkesan terburu-buru. Premisnya sederhana,
tapi eksekusinya cukup kena. Novel ini hadir membawa keresahan para jomblowan
dan jomblowati diusia 20-an yang masih aja sendirian. Tidak punya pasangan atau
sahabat yang bisa diandalkan untuk menemani saat datang ke nikahan. Sementara
jumlah undangan yang datang, makin lama makin banyak aja. Wedding Marathon, seolah pernikahan adalah ajang perlombaan,
padahal pernikahan adalah tentang pilihan dan kesiapan. Banyak yang bilang,
usia itu sudah pas untuk berumah tangga, tapi nggak sedikit masih berjuang demi
cita-cita dan karier atau belum menemukan seseorang yang cocok.
Begitu pula dengan Ananta dan
Sydney. Ananta perlu pembuktian bahwa ia baik-baik saja setelah ditinggal sang
mantan yang dipacarinya selama 12 tahun. Sementara Sydney, ingin mencoba
memiliki seorang pacar setelah gagal PDKT dengan 7 orang lelaki, termasuk
sahabatnya sendiri. Perjanjian pun dibuat. Sydney dan Ananta menjalin hubungan
palsu yang rawan melibatkan perasaan. Ananta meminta Sydney menemaninya ke
seretetan undangan pernikahan.
Kehidupan Ananta menjadi lebih
spontan dan berwarna dengan kehadiran Sydney. Sosok alfa male seperti Ananta
mampu mengimbangi Sydney yang keras kepala. Hubungan mereka berdua
cheesy-chessy gemes gitu. Persis seperti remaja yang lagi kasmaran. Meskipun
menurutku chemstry-nya dibangun dengan cepat, tapi interaksi mereka dapet! Aku
suka gimana Ananta jadi tergantung dengan Sydney, berkedok hubungan palsu
mereka dan gimana Sydney diam-diam terbawa perasaan dan menikmati hubungan yang
ia idam-idamkan.
Soal karakter, semuanya
digambarkan dengan sangat baik. Perbedaan status sosial yang sering kita temui
juga relate banget. Gimana ribetnya hidup orang kaya, gimana kerasnya hidup
dengan persaingan buat jadi yang paling up to date. Nggak heran kalau banyak
bertebaran nama brand ternama yang asing bagiku wkwk..
Untuk setting udah nggak
diragukan lagi. Saat membaca, aku seolah-olah sedang berada di Melbourne.
Deskripsinya jelas dan detail, ditambah dengan bucket list yang dibuat Sydney
membuat tour di Melbourne. Pengalaman penulis tinggal di Melbourne membuat
setting novel ini sangat kuat. Aku baca novel edisi pertama yang belum
direvisi, jadi masih banyak typo dan kesalahan penulisan nama. Di edisi revisi
kemungkinan sudah bersih dari kesalahan penulisan.
Aku puas dengan endingnya. Meskipun perlu waktu dan ekstra
kesabaran, tapi nyatanya yang diharapkan akan datang pada saat yang tepat. Jangan
pernah berhenti untuk berdoa, berusaha dan terus menerus meningkatkan kualitas
diri.
“What belong to you will find a way back to you” – halaman 205
0 komentar