Review Novel : Marriage in Convenience

06.28

Marriage of Convenience
[Le Marriage Series]

Penulis : Shanti
Editor : Afrianty P. Pardede
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun Terbit : 2015
Tebal Buku : 306 Halaman




-Krishna-
Aku menatap lembaran kertas di tanganku, berusaha keras memahami isinya. Oh.. bukan, aku paham betul apa isinya. Lebih tepatnya, sih, berusaha keras untuk menerima isinya. Kenyataan pahit. Bahwa aku, Krishna Satya Sangkala, tidak akan pernah merasakan indahnya menjadi seorang ayah.

-Dita-
Aku menatap rintik hujan yang semakin menderas. Tidak berniat sedikitpun untuk beranjak dari bangku taman yang kududuki sejak tiga jam yang lalu. Berharap butiran hujan bisa membantuku menghapus rasa sakit itu. Di sini, di dadaku. Dan di sini.. aku meraba perutku perlahan. Yah, Nak..! Sekarang hanya tinggal kita berdua. Kenyataan pahit. Bahwa aku, Anindita Sahaja, akan menjadi single mother.
***

Krishna, Bima dan Dita –atau yang sering dipanggil Ijah oleh Krishna dan Bima– bersahabat sejak duduk di bangku SMA. Mereka merupakan anggota kelompok ekskul fotografi di SMA. Kegemaran yang sama tersebut membuat mereka sangat dekat. Namun kedekatan mereka jelas berbeda, diantara Krishna dan Bima, Dita merasa Krishna menaruh perhatian yang lebih dibandingkan Bima. Semasa SMA, Krishna memang sempat menyukai Ijah tapi kata cinta itu tak pernah terucap hingga mereka lost contact selama 9 tahun, sejak Krishna melanjutkan studinya keluar negeri.

Seolah ditakdirkan berjodoh, Krishna dan Ijah kembali bertemu beberapa tahun kemudian di persiapan pernikahan Arimbi dan Barga. Arimbi adalah adik bungsu Krishna, sekaligus sahabat dekat dan atasan Dita dikantor. Krishna dan Dita kembali dekat, termasuk berbagi rahasia yang mereka miliki. Rahasia tersebut akhirnya membuat Krishna dan Dita menikah, atas dasar hubungan simbiosis mutualisme. Namun, apakah mereka akan merasa bahagia dan saling jatuh cinta?

“Ini bener-bener lamaran paling nggak romantis sepanjang masa! Mana ada orang menikah, alasannya adalah simbiosis mutualisme?” –hlmn. 80
***

Satu lagi, novel dari wattpad yang diterbitkan oleh Elex Media yang worth to read. Terutama bagi para pecinta kisah romance yang bertema pernikahan. Novel ini mengangkat tema friendzone dan cinta yang tak terungkap. Pernah kebayang nggak menikah dengan sahabat sendiri? Lebih-lebih dia adalah orang yang kita harapkan sejak lama? Itulah yang dialami oleh Krishna kepada Dita. Kendati bersahabat dan saling mengenal cukup lama, ketika keduanya menikah –berganti status jadi suami istri– terasa berbagai perbedaan yang sangat kentara. Banyak hal dalam hidup Krishna yang tidak diketahui oleh Dita, dan sebaliknya. Pernikahan adalah proses penyesuaian seumur hidup yang dilakukan oleh tiap pasangan. Begitu pula yang dilalui oleh Krishna dan Dita. Aku menyukai cara penulis untuk membangun chemistry keduanya, pelan tapi pasti. Pasangan ini seru banget!

Dengan tagline “When bitterness creates love”, novel ini diramu sangat apik oleh penulis dari dua sudut pandang yaitu Krishna dan Dita. Sudut pandang ini dituliskan secara bergantian tiap babnya. Dua sudut pandang ini membantu pembaca jadi memahami kisah mereka secara menyeluruh dan tidak buru-buru men-judge para tokoh serta kejadian yang dialaminya. Namun, antara gaya penulisan dari sudut pandang Krishna dan Dita tidak jauh berbeda. Poin plus dari novel ini adalah gaya berceritanya sangat kocak sehingga page turning banget. Nggak butuh waktu lama untuk menyelesaikan novel ini dan memutuskan untuk re-read. Aku puas banget ketika menutup halaman terakhir. Pasang surut kehidupan rumah tangga digambarkan dengan baik. Ada saat-saat mereka berada di puncak kebahagiaan atau jatuh di titik terendah. Ide untuk menghadirkan seseorang dari masa lalu keduanya juga menambah rasa greget di novel ini.

Dalam beberapa adegan di novel ini, banyak terkait dengan dunia medis. Riset yang dilakukan oleh penulis berhasil dituliskan dengan baik. Terutama tentang hal-hal terkait kehamilan serta tindakan medis yang dilakukan sebagai penanganan keluhan yang dialami oleh tokohnya. Istilah  azoospermia juga masih asing bagiku. Baru tahu juga kalau penyakit mumps dapat menyebabkan komplikasi yang ternyata bisa sangat merugikan. Bisa jadi warning bagi pembaca, dan menambah ilmu juga.

Selain dua tokoh utama, ada banyak tokoh pendukung yang diberikan porsi yang pas dan mempengaruhi jalan cerita. Meskipun keterkaitan hubungan antar tokoh seperti terjadi secara kebetulan. Menurutku agak janggal juga ketika Krishna dan Dita bertemu kembali tanpa memiliki penafsiran apapun, mengingat kedekatan hubungan Krishna-Dita pada masa SMA dan Dita-Keluarga Arimbi saat ini. Aneh aja kalau mereka sangat dekat tanpa tahu keluarga masing-masing. But anyway, suka banget sama keluarga Krishna yang heboh dan sangat harmonis. Senang rasanya kalau jadi Dita, udah dianggap keluarga sebelum jadi bagian dari keluarga pasangan yang beneran.

Ada juga tokoh yang munculnya ‘tidak terduga’ tapi jadi salah satu yang paling menginspirasi. Melalui pandangannya, dia berhasil membuka mata kita untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Dalam hidup, kadang kita dipertemukan dengan orang-orang di berbagai kesempatan dengan tujuan tertentu, misalnya untuk membantu kita atau agar kita bisa belajar dari mereka. Mereka yang tidak mengenal kita secara dekat, justru bisa menjadi orang yang paling objektif memberikan pandangannya terhadap suatu permasalahan. Melalui pengalaman hidup yang mereka alami, kita dapat belajar dan mengambil berbagai hikmah positif. 

Karena novel ini berlabel Le Marriage, tentunya ada adegan yang bikin kipas-kipas. Masih batas wajar, nggak terlalu vulgar sih. Pastikan bahwa kamu udah cukup umur dan layak membaca kisah mereka. Jangan mupeng sama kemesraan Krishna dan Dita yes!

“…kesusahan seperti apa pun, ya dihadapi berdua. Berjuang sama-sama. Kalau yang satu memutuskan untuk menyerah, yang satu akan berusaha untuk menguatkan. Begitu seterusnya. Namanya juga rumah tangga, ya pasti ada pasang surutnya.” -hlmn.288

You Might Also Like

1 komentar