Review Novel : Mencari Simetri

05.49

 Mencari Simetri

Penulis : Annisa Ihsani

Penyunting : Merry Riansyah

Penyelaras Aksara : Yuliono

Desain Sampul : Sukutangan 

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2019

Tebal Buku : 240 halaman

ISBN : 9786020629360 

ISBN Digital : 9786020629353

Sinopsis :

Menjelang usia kepala tiga, April merasa gamang dan kehilangan arah. Ia memiliki karier yang nyaman, tapi tidak bisa dibanggakan. Punya banyak teman, tapi mereka sibuk dengan keluarga masing-masing. Dekat dengan Armin, tapi tak pernah ada kejelasan. Belum lagi menghadapi keanehan Papa yang terus menerus melupakan hal sepele.

Enam tahun April terjebak dalam hubungan yang rumit dengan Armin. Entah salah satu dari mereka punya pacar, atau memang sudah terlalu nyaman berteman. April tetap tak mampu melepaskan Armin sebagai sosok pria ideal.

Saat menemani Papa melalui serangkaian tes medis, Lukman hadir. Pria itu menawarkan kehidupan yang mapan dan hubungan serius.

April berusaha mencari cara untuk menyeimbangkan hidupnya kembali. Dan cara untuk menemukan simetri hatinya. Memilih hidup bersama Lukman, atau menunggu Armin entah sampai kapan.

Review :

"Dulu aku selalu membayangkan, saat usia tiga puluh, aku akan menjadi wanita dewasa dengan manajemen keuangan yang matang. Nyatanya, kini hanya tinggal setahun lebih sedikit menjelang usia tiga puluh dan aku masih merasa seperti anak SMA." -halaman 22

Novel ini jadi perkenalanku dengan karya Annisa Ihsani. Sebelumnya beliau sudah menuliskan beberapa buku dari berbagai genre seperti A Untuk Amanda (Young Adult), A Hole in The Head dan Teka-Teki Terakhir (Teenlit). Covernya cantik, tampak seperti ilustrasi jam pasir. Sedangkan dari judulnya Mencari Simetri, Simetri yang menurut KBBI berarti seimbang, selaras. Itulah hal yang tepat menggambarkan apa yang diupayakan oleh April dalam kehidupan pribadi, pekerjaan, asmara dan keluarganya.

"Ketika orang-orang menaruh ekspektasi mereka terhadapmu dan kau tidak mau memenuhinya, itu bukan masalahmu. Kau tidak bisa memenuhi ekspektasi semua orang." -halaman 52

Di usia menjelang 30-an, April sudah menjalani karier yang nyaman, belum dikatakan cemerlang memang. Masih bucin dengan sosok Armin yang membuatnya terjebak dalam hubungan friendzone, belum lagi teman-temannya yang satu persatu mulai memasuki tahapan kehidupan baru dengan menikah dan punya anak. Belum lagi hubungan asmara yang tidak berjalan mulus. Tentu saja akan bertambah pusing jika ada teman, tetangga, saudara yang terus menanyakan berbagai hal dan mengungkit jam biologis dan standar kriteria yang tidak realistis. Dengan POV 1, aku merasa menjelma seperti April. Merasakan keresahan usia akhir 20-an, dimana harus berpacu dengan waktu tapi juga berkompetisi dengan label-label tertentu. Kadang krisis itu benar adanya. It's okay sih, toh juga kehidupan ini bukan ajang perlombaan, semua punya garis start tersendiri. 

"Janganlah terlalu sering membanding-bandingkan hidupmu dengan orang lain."- halaman 96

Lewat novel Mencari Simetri inilah aku menyukai tulisan beliau. Gaya berceritanya agak kaku dengan penyebutan aku-kau, tapi aku nyaman saja membacanya. Cerita yang dituliskan sangat real terjadi di kehidupan nyata. Tidak hanya yang dialami oleh April, tetapi juga tokoh-tokoh yang ada di sekitarnya dalam novel ini. Gimana memelihara persahabatan dengan sahabat di usia dewasa dengan kehidupan yang berbeda sebelum berkeluarga, strugle menjadi ibu muda, hubungan orang tua anak apalagi jika mereka sudah ada di usia senja, memilih dan berkomitmen dengan pasangan, hingga merawat rumah tangga yang tengah diterpa badai.  Meski berlabel Metropop, novel ini bisa dikatakan minim romansa, tapi tetap kerasa kok, gimana galaunya fallin in love with people you can't have, atau sekedar tidak merasakan rasa yang sama dengan dia yang mencintai kita. Cinta terkadang memang rumit. Aku kira akan ada plot twist dan ending yang biasanya di novel Metropop, tapi pilihan April adalah yang terbaik saat itu.

Terkait dengan pengembangan karakter, aku rasa April mengalami banyak perubahan sejak halaman pertama, meski kesal karena dia batu dan bucinnya kelewatan sama Armin. April jadi lebih tegas dan mengutamakan dirinya Hubungan dengan Papanya juga semakin dekat dan saling memahami. Kalau Armin, ya sama seperti disebutkan mungkin setiap kita memiliki Armin masing-masing, tapi Armin dengan breadcrumbingnya sangat menyebalkan. Alih-alih Armin, aku juga menemukan Lukman, mungkin tipikal ideal tapi juga ada prinsip yang kadang juga tidak bisa selalu ditoleransi agar hubungan berjalan dengan berhasil.

Overall, novel ini bisa jadi salah satu novel yang mungkin akan membuatmu merasa sangat relate. 

"Cinta bisa datang dan pergi. Komitmenla yang membuatmu tetap bertahan." - halaman 210






You Might Also Like

0 komentar