Review Novel : Resepsi

23.02

 Resepsi

Penulis : Smita Diastri
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 320 halaman
Tahun Terbit : 2021
Editor : Riut Priscillia Angelina
Penyelia Naskah : Karina Anjani
Sampul dan Boneka Kertas : Orkha Creative
Penata Letak : Bayu Deden Priana
ISBN : 9786020656434
ISBN Digital : 9786020656441



Sinopsis :

Menerima undangan resepsi adalah perkara memilih gaun yang pas, sepatu yang cakep, dan "plus one" yang tepat. Urusan-urusan itu tidak pernah jadi hal yang sulit untuk Resi.

Namun, kali ini yang datang adalah undangan resepsi dari Ranu, si mantan pacar yang sudah 12 tahun "on-off" dengan Resi! Sampai enam bulan lalu, Resi masih yakin bahwa suatu hari di undangan resepsi itu akan tertulis namanya dengan Ranu. Mereka masih saling sayang kok! Semesta juga selalu menghadirkan kebetulan-kebetulan yang menghubungkan Resi kembali dengan Ranu.

Itu pertanda mereka berjodoh, kan?

Lalu kenapa undangan hijau toska yang mendarat di meja kerja Resi menuliskan nama berbeda? Bukan Resi & Ranu, melainkan Amelia & Ranu.

Apa yang salah? Resi coba memikir-mikirkan lagi 12 tahun ke belakang. Meski begitu, waktu terus berjalan. Resi cuma punya waktu satu minggu untuk ngotot ngorek-ngorek sisa cintanya di masa lalu, atau menghadapi apa yang sudah di depan mata: resepsi pernikahan mantan pacarnya dengan orang lain!

Review :

" Sungguh, dari semua akhir cerita  yang pernah dia bayangkan akan terjadi antara dirinya dan Ranu, tidak sekali pun ending seperti ini terlintas dalam bayangan Resi."- BAB 3, Juni 2008

Pertama kali baca sinopisnya, langsung tertarik untuk download di Gramedia Digital dan mulai membaca. Kalau diliat dari sampulnya unik banget, kesan retro muncul karena ya cerita ini juga berkisar dari tahun 90-00an, jadi makin pas. Pada cover, menampilkan empat ilustrasi sosok Resi remaja, Resi dewasa dan Ranu saat remaja. Eh, tapi ilustrasi laki-laki satunya tampak berbeda dengan kacamatanya. Seperti bukan Ranu deh, apa memang ada sosok lain nih? Wah menarik!

Dengan POV 3, cerita ini dijalin dengan alur maju mundur. Cerita dimulai dari saat Resi dan Ranu bertemu di sekolah SMA, pada tahun 1996. Kemudian bergantian dengan masa sekarang yang diceritakan tahun 2008. Mungkin agak membingungkan, tapi ketika mencermati setting waktunya, aku yakin bisa mengikuti ceritanya dengan baik. Susunan alur maju mundur inilah yang membuat kita menyatukan kepingan-kepingan memori Resi utamanya tentang hubungannya dengan Ranu. Meski disuguhkan konflik utama di awal, aku tetap menikmati mengikuti kisah ini sampai akhir. Penasaran setelah fase yang cukup panjang dan ribet, kadang on-off antara Resi-Ranu. Tapi ada juga manis, kecewa dan lelahnya juga ya dengan mereka. Hubungan ini jadi sesuatu yang mendewasakan keduanya.

"Semua hubungan yang awal dan akhirnya disepakati dua belah pihak bakal memudakan dua-duanya untuk move on. Ngga ada yang ngerasa superior karena ninggalin, dan nggak ada yang ngerasa bersala atau punya ekspektasi lebih. Makanya perlu diomongin. Perlu ada closure. Biar jelas kalau hubungannya suda sampai situ aja."-Juni 2008 

Suasana latar cerita tahun 1990-2000 an ini sangat terasa. Gimana penulis menyantumkan detail-detail, seperti keberadaan toko musik dengan berbagai koleksi kaset dan CD, mix tape berisikan playlist dari band terkenal pada masa itu seperti The Beatles, U2,  Oasis dll,  komunikasi lewat pager, teleponan dan janjian kencan via telepon atau telepon umum,  bahasa atau istilah anak muda saat itu lengkap dengan footnote-nya. Meskipun aku tidak mengalami masa itu, tapi rasanya bagi generasi 90-an lainnya masih bisa relate dengan suasana ini. Mungkin ada juga yang bakal flashback bagaimana menjalani masa sekolah mereka. 

Kalo aku sih mengalami masa ketika ulangan diwajibkan duduk sebangku dengan kakak tingkat, katanya biar ngga bisa nyontek. Eh bisa jadi timbul benih-benih asmara seperti yang dialami oleh Resi dan Mala hihii.. Menyenangkan sekali rasanya saat itu, lumayan bisa refreshing di masa-masa menegangkan karena bisa cuci mata haha.. Penggambaran suasananya sangat tepat.

 Dari segi penokohan, ada beberapa sifat dan sikap Resi yang dalam diriku, aku merasa bisa sepaham, bersimpati dan mendukungnya. Tapi di sisi lain, aku jadi sadar bahwa terlalu batu, gemes juga sama dia. Developing karakternya oke. Ranu ini suka banyak pertimbangan, tidak tegas, tidak pernah jujur dengan perasaannya. Kesel aja sih karena hal ini. Tokoh favorit, tentu saja Arga si pemuja closure kalo istilah Resi. Banyak belajar dan kagum sama pemikirannya Arga yang rasional, tegas, nggak berandai-randai. Dimana nyari sosok yang begini? selain itu, tokoh lainnya punya porsi pas dan punya hubungan yang saling terkait.

 "Segala hal itu antara terjadi atau nggak. Kalau nggak terjadi, ya sudah, berarti bukan untuk kita. Tapi untuk tau apakah suatu hal itu rezeki kita atau bukan, tentunya perlu sekuat mungkin, sampai pada satu titik yang terasa mentok. Kalau sudah begitu, kita baru akan tahu jawabannya."-BAB 6, Juni 2008

Menurutku, masih ada beberapa adegan dalam novel ini yang kadang terlalu luas dan tidak langsung merujuk dan menjadi bagian dari inti cerita, misalnya pada saat pendakian. Kalau dibuat lebih singkat atau berhubungan kuat, menurutku akan lebih baik. Overall, perkenalan pertamaku dengan tulisan Mbak Smita Diastri terasa sangat menyenangkan. Novel ini lebih dari konflik yang ditampilkan, banyak ada hal lain yang memperjelas dan yang penting sebagai penyelesaian konflik. Satu hal dari novel ini, bahwa closure itu bukan selalu tentang orang lain, tapi yang lebih penting untuk diri kita sendiri. bagaimana untuk menutup lembaran itu, menata hati sebelum akhirnya memulai hal baru, agar kita tidak dibayangi masa lalu. Suka banget sama endingnya!

"Orang dewasa itu bertanggungjawab atas kebahagiaannya sendiri. Dan kebahagiaan itu, nggak boleh berdasarkan imajinasi atau fantasi. Supaya bener-bener hepi, kamu harus menerima realita." BAB 11, Juni 2008


You Might Also Like

0 komentar