Review Novel : Unforgettable Chemistry

23.55

Unforgettable Chemistry

Penulis             : Mala Shantii
Editor              : M.L Anindya Larasati
Penerbit           : Elex Media Computindo
Tahun Terbit    : 2016


Cinta..
Jadi, bagaimana sebenarnya perasaannya pada Frans?
Ia sendiri tak tahu. Karena alasan mereka menikah, bukanlah semata karena cinta.
Anna dan Frans – sepasang suami istri yang hidup terpisah antara Bandung – Surabaya – berjuang untuk menata kehidupan rumah tangganya sebaik mungkin meskipun terpisah oleh jarak. Apalagi, alasan mereka menikah bukan karena cinta.
Namun, tanpa disangka, masa lalu keduanya kembali membayangi bahtera pernikahan mereka. Sanggupkah mereka mempertahankan satu sama lain, atau justru berusaha mendapatkan mereka yang tak pernah terlupakan?
***

 “Jika bicara tentang kenangan dan perasaan, baik lelaki atau perempuan pada dasarnya sama saja. Selalu ada satu bagian yang akan tetap tertinggal di alam bawah sadar, di beberapa sudut hati. Sebesar apapun usaha kita untuk melupakannya. Terutama jika sudah berkaitan dengan sosok yang pernah sangat berarti dalam hidup.”
-hlmn. 250
 Kisah ini sangat complicated, tapi aku justru sangat menikmatinya. Untuk membuat chemistry antar tokohnya makin kuat dan unforgettable, dimunculkan banyak konflik dan diselesaikan satu per satu dengan baik. Pertama kali mengenal tulisan mbak Mala Shantii melalui novel ini. Langsung kagum sama kepiawaiannya membawa emosiku naik turun. Aku banyak mengambil jeda saat membaca novel ini, untuk menenangkan diri sebentar dan bersiap menerima kemungkinan kejutan-kejutan yang disampaikan. Ceritanya seru, jadi aku baca perlahan sambil mencoba menerka arah alurnya. Sayangnya, aku nggak punya gambaran sama sekali.

Novel ini menggunakan POV 3, dengan alur maju mundur. Penggunaan kalimat-kalimatnya agak baku, tapi menurutku cocok dengan setting dan latar belakang yang digunakan. Pekerjaan Anna sebagai dosen dan Frans sebagai seorang dokter disampaikan dengan sangat baik. Mungkin karena dunia yang digeluti oleh penulis tidak jauh dari bidang tersebut sehingga terasa sangat nyata. Pekerjaan tersebut menjadi unsur pendukung cerita yang pas. Aku mendapat banyak pengetahuan baru dari bidang  masing-masing.

Tokoh favoritku adalah Anna. Wanita yang tidak hanya cantik, tapi juga cerdas, berani dan memiliki prinsip yang kuat. Agak geregetan juga sebenernya sama Anna. Sebagai seorang wanita, ia sangat terlambat peka untuk menilai perasaannya sendiri. Sebagai seorang dosen, menurutku Anna adalah tipikal dosen idaman. Beruntunglah para mahasiswa bimbingan yang punya dosen pembimbing care dan total begini. Hihihiii…

Well, dari novel ini aku memahami satu hal bahwa masa lalu itu sebaiknya disikapi dengan tegas. Tidak perduli sekuat apa pun masa lalu itu mencoba mempengaruhi kehidupan kita saat ini. Sejak awal seharusnya memang tidak ada toleransi apa pun. Ketika memutuskan berhenti hidup dalam bayang-bayang masa lalu, kita harus sudah menyelesaikan semuanya dan merelakan yang pernah terjadi. Karena bagaimana pun segala hal yang telah berakhir tak akan pernah kembali lagi. Semoga yang belum move on di tahun 2016, segera memantapkan langkahnya untuk meninggalkan masa lalu di tahun 2017 *uhuk*
“Untuk apa menoleh, membicarakan, membahas, mengorek apa pun tentang masa yang sudah tak akan pernah kembali?”

-hlmn. 279

You Might Also Like

1 komentar

  1. Wahhh... novelnya ttg keluarga ya.. aku sendiri sih lebih suka novel fantasi atau misteri..

    Jarang aku memilih membaca novel bertema keluarga seperti ini.. :D

    #SalamSapa

    BalasHapus