Review Novel : Ailurofil

01.28

Ailurofil


Penulis                         : Triani Retno A.
Editor                          : Irna Permanasari
Desain Sampul            : Marcel A.W
Layout                         : Ayu Lestari
Penerbit                       : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit                : 2016
Tebal Buku                  : 184 Halaman

Ai.lu.ro.fi.li: Orang yang sangat tertarik pada kucing
            Nasya Aurelia sangat suka kucing. Ia bercita-cita ingin memiliki cat shop, lengkap dengan salon kucing, hotel kucing, klinik kucing hingga panti asuhan dan kursus kucing.  Tapi Nasya bingung, di kampus mana ia harus kuliah agar cita-cita itu terwujud. Tidak ada satu pun kampus yang menyediakan Fakultas Ilmu Kucing. Gimana dong?
            Namun, masalah rencana kuliah itu belum seberapa dibanding kegalauannya. Setelah sekian lama naksir diam-diam dan akhirnya jadian, Nasya baru menyadari bahwa Rio –cowok paling keren di sekolah– ternyata benci banget sama kucing. Masa ia harus mutusin cowok demi kucing?
            Hingga suatu saat sahabatnya, Alvin, menyodorkan ide brilian yang bikin mata dan pikiran Nasya terbuka..
***

Wuuaaahh! Udah lama banget rasanya nggak baca teenlit hehe.. Meskipun telah mencoba mencicipi berbagai macam lini dan genre tapi teenlit selalu jadi salah satu favoritku. Novel ini cocok banget sebagai bacaan ringan yang mengangkat seputar kehidupan remaja seperti Nasya. Ceritanya nggak jauh-jauhlah dari moment cinta pertama, konflik persahabatan dan pencarian jati diri yang relate banget sama kehidupan sehari-hari. Apalagi dengan jumlah halaman yang cukup tipis, bisa dibaca sekali duduk sambil melepas penat atau bernostalgia *eh?*
Sesuai dengan judulnya, tema besar tentang kucing dieksekusi dengan baik oleh penulis. Kisah ini juga nggak cuma sekedar tentang hobi dan passion terhadap kucing aja, tapi dilengkapi dengan hal-hal menarik  dan fakta tentang kucing yang jarang kita ketahui. Misalnya apa guna ekor kucing? Kenapa kucing makan rumput? Berapa jumlah jari kucing? Apa itu Felinophobia? Kalau bukan pecinta kucing pasti nggak bisa jawab pertanyan-pertanyaan tersebut. Pengetahuan dan hobi penulis terkait kucing ditambah riset membuat novel ini jadi sangat informatif. Aku bukan tipikal pembenci kucing dan pecinta kucing, netral aja sih. Meskipun begitu,  aku sangat menikmati cerita keseharian Nasya saat menekuni hobinya karena seru dan membuatnya selalu bersemangat.
Novel ini juga nggak selalu tentang kucing, tapi juga tentang masa depan. Nasya menginspirasi kita untuk nggak cuma fokus ke hobi tapi juga bisa bersikap realistis dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang bisa kita lakukan untuk mencapai  impian-impian kita. Tentunya tanpa membuat kita meninggalkan passion. Wajib nih buat para remaja yang bingung menentukanjalan hidup kedepannya, semoga bisa tercerahkan.

Dari segi cover, cute banget! Kesan awalku, ini adalah buku anak-anak tapi untung terselamatkan dengan adanya label teenlit. Dari segi penokohan sudah cukup baik hanya saja menurutku tokoh Rio masih kurang dimunculkan dan kesannya terburu-buru. Interaksi Nasya-Rio sebagai pasangan juga sangat minim. Tokoh favoritku jatuh pada sosok Alvin. Menurutku, Alvin ini bukan tipikal bad boy yang bikin ilfeel. Alvin adalah teman sharing yang menyenangkan. Orangnya bijak, pengertian dan berwawasan jauh ke depan. Idamaan!

Review Novel : Meragu

00.55

MERAGU

Penulis             : Indah Hanaco
Editor              : Della Firayana
Proofreader     : Moh. Rido
Penata Letak   : Irene Yunita
Desain Sampul: Dwi Annisa Anindhika
Penerbit           : Bukune
Tebal Buku      : 350 halaman
Tahun Terbit    : 2013

Maukah kau berjanji kepadaku?
Akan selalu mencintaiku setiap detiknya selama aku bernapas?
Bahwa kamu tidak akan pernah kehilangan kasih sayang untukku?
Karena aku akan melakukan hal yang sama. Aku mencintaimu.
Aku ingin membagi kisah hidupku bersamamu. Cuma kamu.
Aku tidak akan membicarakan masa lalu.. yang hanya akan menyakiti kita.
Janji yang terucap di antara kita akan senantiasa kugenggam, untuk selamanya. Karena itu, maukah kau melupakan dia?
***
            Meragu menceritakan tentang kisah Priska, wanita berusia 27 tahun ini telah 10 tahun menjalani hubungan dengan Wima. Meskipun dianggap sudah cukup matang dan siap untuk berumah tangga, nyatanya hubungan Priska dan Wima masih jalan di tempat. Salah satu penyebabnya adalah karena Wima ingin fokus ke kariernya terlebih dahulu. Priska tak pernah mempermasalahkan itu, namun Rere –sahabatnya, Ifa dan Manda –saudaranya menganggap ada sesuatu yang tidak beres pada Priska dan Wima sehingga mereka tidak mendukung hubungan itu. Mereka bahkan berusaha menjodohkan Priska dengan mempertemukannya dengan sepupu pacar Rere, bahkan menjawab iklan perjodohan di majalah serta mengatur kencan buta tanpa sepengetahuan Priska! Laki-laki yang menulis iklan perjodohan itu bernama Leon. Kesan di pertemuan pertama sangat tidak menyenangkan, sehingga Priska menganggap bahwa segalanya telah selesai hari itu. Lagipula siapa yang mau menerima perjodohan konyol seperti itu? Apalagi dia sudah memiliki Wima, kekasih yang sangat ia cintai.
            Novel ini adalah novel karya Indah Hanaco yang pertama kali aku baca. Sangat terlambat, memang. Tapi lebih baik daripada tidak pernah mengenal penulis yang sangat produktif ini. Aku suka gaya menulisnya, suka dengan cara penulis menceritakan tokohnya yang loveable banget! Setelah ini, kemungkinan akan berburu novel-novelnya yang lain.
Aku suka novel ini karena punya banyak kejutan yang tidak terbayangkan di setiap BAB nya. Banyak hal yang tidak biasa tapi nyata terjadi. Menurutku, hal itulah yang membuat ceritanya makin menarik, misalnya cara pertemuan pertama Priska dan Leon. Diceritakan dengan POV1, dari sudut pandang Priska membuat makin kerasaa feelnya, apalagi saat jatuh cinta. Meskipun endingnya bisa tertebak, tapi selama perjalan menuju ending banyak disuguhkan adegan yang bikin kita serasa naik roller coaster, campur aduk! *speechless*
Menurutku, Leon itu too good to be true. Tapi untungnya, mbak Indah tetap menuliskan sedikit kekurangan sehingga jadi lebih manusiawi. Tokoh pendukungnya seperi Rere, kak Ifa, dan Manda diceritakan dengan porsi yang pas. Hanya saja, aku merasa Wima bisa diceritakan lebih gahar lagi atau lebih banyak menunjukkan sikapnya biar konfliknya jadi lebih greget.
            Untuk covernya, cantik dengan warna yang soft tapi aku masih belum paham keterkaitan cover dengan isi ceritanya hehe.. Ada beberapa kesalahan penulisan yang masih aku temukan, mungkin sekitar empat kata. Nggak masalah sih, aku nggak terganggu dan masih bisa menikmati kisah ini. Aku kasih tiga bintang deh buat Leon Harfansa yang pengin segera di-kloning dan dijadikan pendamping!