HITAM PUTIH
Penulis :
Andriyana
Editor :
Vivekananda Gitandjali
Editor Supervisi :Risma
Megawati
Desain Sampul&Grafis:Heru Lesmana
Tahun Terbit : 2017
Tebal Buku :
168 halaman
Hidup dan kehidupan di dalamnya
benar beragam corak berwarna-warni. Baik itu siang, juga malamnya. Bahwa gelap
itu berwarna-warni dan indah selaras tertata apik dan epik. Begitu juga dengan
terang. Secara kasatmata pun jelas terlihat ada warna-warni dalam terang.
Akan tetapi saat terangnya ilmu
pengetahuan diselewengkan, dibengkokkan tujuannya, maka gelaplah hati.
“Apa yang akan terjadi jika terangnya ilmu pengetahuan
dimonopoli oleh manusia-manusia gelap hati”
***
“Jika memandang kehidupan hanya hitam putih, maka akan buta warna -7
Mualim dan Jang, keduanya bersahabat dekat sejak usia mereka masih remaja.
Mereka menghabiskan masa remaja dengan belajar, bermain dan mengaji bersama. Mualim
dekat dengan Jang karena Bapak Jang biasa mengajar anak-anak mengaji di langgar
desa. Meskipun orang tua Mualim bisa dikatakan orang yang berada dan lebih maju
dibandingkan dengan penduduk Desa Lembah, tempat tinggal mereka. Namun, tidak
ada perasaan angkuh dan perbedaan diantara Mualim dan Jang. Terlebih lagi
ketika Syifa, adik Mualim menikah dengan Jang. Hubungan keduanya semakin dekat,
layaknya saudara kandung.
Selepas SMA, Mualim memutuskan untuk merantau ke Surabaya untuk berkuliah
di bidang jurnalistik, sedangkan Jang masih berkuliah jurusan perikanan di
daerah Bogor. Meskipun terpisah, mereka masih saling berhubungan melalui email
dan telepon. Melalui hubungan jarak jauh itulah, Mualim bercerita tentang pemahaman-pemahaman
ilmu agama yang dipercaya oleh orang-orang baru yang ditemuinya. Siapa yang
menyangka bahwa perjalanan itu memulai segala perubahan bagi Mualim dan Jang?
“ Kini aku menyadari, dalam terangnya siang masih ada satu titik gelap. Begitu juga, dalam gelapnya malam masih ada satu titik cahaya. Dan aku juga memberikan ibarat dari hasil termenungku kepada kau, bahwa ternyata begitu berwarna-warninya terang juga gelap” –halaman 33
***
“Bertemu dengan orang lalu sering berkomunikasi dengannya, itu sama saja bertemu dengan pemikirannya.” –halaman 21
Sebelumnya mau mengucapkan terima kasih untuk Penerbit M&C (Penerbit
Clover) atas kesempatannya mereview novel ini sekaligus mengadakan giveaway
dalam rangka Blogtour Novel #HitamPutih. Baca reviewnya sampai akhir ya, karena
akan ada satu eksemplar novel Hitam Putih untuk satu orang pemenang ^^
Novel setebal 168 halaman ini, bercerita tentang kisah yang sederhana tapi
penuh dengan makna kehidupan. Tipis tapi sangat padat. Alurnya cepat, menggunakan alur maju mundur.
Tokoh-tokohnya yang muncul terkait satu sama lain. Pembaca diajak untuk
berkenalan dengan tokoh-tokohnya yang kebanyakan bercerita menggunakan POV 1.
Namun ada juga yang menggunakan POV 3. Meskipun begitu aku cukup nyaman membaca
novel ini.
Bagiku, kisah ini terasa sangat dekat. Saat ini, aku sedang ada pada masa
yang dialami oleh Mualim. Melanjutkan pendidikan sekaligus merantau, dua hal
yang benar-benar baru sekali ini aku alami. Di usia yang dikatakan sudah cukup
dewasa untuk menentukan pilihan dan bertanggung jawab dengan diri sendiri, rasanya
hidup mandiri itu menjadi salah satu tantangan menarik untuk ditaklukkan. Tidak
dapat kita pungkiri bahwa ada berbagai pemahaman yang kita dapatkan dari
teman-teman yang baru dikenal. Ada yang sesuai, namun ada juga yang sangat
berbeda dari yang kita percaya. Lingkungan pergaulan juga akan membawa pengaruh
bagi diri kita. Pada akhirnya, semua akan kembali lagi pada diri kita, apakah
akan terlena terbawa suasana atau berusaha melawan pengaruhnya?
Meskipun kental dengan nuansa islami, tapi novel ini bisa dinikmati secara
universal. Buat kamu yang ingin baca kisah tentang menemukan jawaban dalam
pencarian jati diri yang bisa memotivasi, novel ini jadi salah satu yang aku
rekomendasikan.
Hitam Putih, sebuah kisah tentang perjalanan menuju pulang. Ingatlah satu
hal bahwa sejauh apapun kita pergi, rumah dan segala isinya adalah tempat yang
selalu menerima kita kembali, tanpa perduli apa yang pernah terjadi. Selama ada
keyakinan dan keinginan, hanya kita dan Tuhan yang mampu menyelamatkan dari
segala kemungkinan terburuk dalam hidup.
“Terkadang apa yang kita anggap benar, belum tentulah benar di anggapan orang lain. Meskipun begitu, tetaplah aku harus menghormati mereka yang berbeda anggapan denganku..” -halaman 41
Gimana tertarik
juga baca novel ini? Kamu bisa mendapatkannya secara cuma-cuma hanya dengan
ikutan giveaway-nya! Jadi cara ikutannya
gampang aja
1.
Punya
alamat pengiriman di wilayah Indonesia.
2. Follow
kami via twitter @rinicipta atau
via IG @rinspirations @penerbitclover dan @andriyana.andriyong. Follow blog ini sekalian juga boleh.
3.
Share
informasi blogtour giveaway ini dengan hastag #HitamPutih dengan tweet link/repost banner yang ada di
akun IG-ku @rinspirations,
jangan lupa mention/tag kami sesuai dengan sosial media yang kamu gunakan untuk
share. Share-nya boleh sekalian mention temen-temenmu, sesering dan semenarik
mungkin. Bebas!
4. Jawab
pertanyaan dengan format nama, akun sosial media (Twitter/IG), email, link
share dan jawaban. Pertanyaannya :
“Bagi yang sudah pernah merantau, ceritakan suka duka kisah perantauanmu
yang paling berkesan dan susah dilupakan!”
atau
“Bagi yang belum pernah merantau, apakah kamu ingin merantau? Kenapa?”
5.
Giveaway
ini berlangsung dari tanggal 23-29
Oktober 2017 dan diumumkan segera setelah
penutupan. Pemenang dipilih berdasarkan jawaban yang paling menarik, jadi
siapkan jawaban terbaikmu yaa! Pemenang akan aku hubungi via sosial
media/email.
6.
Good
luck!
Jangan lupa ikuti rangkaian blogtour
#HitamPutih di tanggal 16-22 Oktober 2017 di blog kak
Luckty GS. dan 30 Oktober-5 November 2017 di blog kak Pida Alandrian