Review Novel : Muse

08.18


Muse

Penulis                 : Devania Annesya
Editor                    : Anin Patrajuangga
Desain Sampul dan Ilustrasi : Dyndha Hanjani P.
Penerbit              : Grasindo
Tahun Terbit      : 2014
Tebal Buku          : 200 Halaman


Aku sahabat dari istrimu, tempat kau biasa mendiskusikan segala hal. Aku sahabat dari istrimu, tempat di mana kau selalu meminta nasiat dalam mengahadapi kegilaan istrimu. Aku sahabat dari istrimu dan aku jatuh cinta padamu

Jatuh cinta pada Joas adalah apa yang tidak pernah Renatha rencanakan. Namun begitulah adanya, ia jatuh cinta pada Jonas, suami dari Nadia, sahabatnya. Mulanya itu hanya sebuah rasa tanpa perlu mendapat pengakuan. Mulanya...

“Mau sampai kapan kamu lari, hm?”

“Kenapa tidak? Kalau perlu aku lari lagi sekarang. Aku akan pergi ke tempat di mana aku tidak akan menemukan satu orang pun yang mengetahui masa laluku. Terutama kamu! Adalah sebuah kesalahan memercayaimu malam itu!”
***

Tertarik banget baca novel ini sejak baca sinopsisnya. Dari awal sih udah berpikiran negatif aja bawaannya sama Renatha haha.. Bagiku, perselingkuhan adalah hal yang tidak akan termaafkan dalam sebuah hubungan, apalagi pernikahan. Apapun alasannya, siapapun pelakunya. Termasuk sahabat sendiri. That’s a Big NO! Tapi serius deh, baca novel ini bakal nggak nyangka sama alurnya!
"Manusia 'kan emang seperti itu. Mereka suka menghakimi. Mungkin karena mereka merasa hidup mereka lebih baik jadi punya hak menghakimi." - hlmn.77

Dengan alur maju mundur, aku agak kebingungan memahaminya. Seperti mengumpulkan kepingan, aku bisa menyatukan kisah hidup Renatha serta kejadian-kejadian yang terjadi saat baca setiap lembarnya. Gaya berceritanya mengalir, nggak kerasa bisa selesai baca dalam sekali waktu. Novel ini berhasil menyembuhkan reading slump-ku yang parah. Tapi disayangkan banget alurnya sangat cepat sehingga masih ada hal yang terburu-buru dituntaskan.

"Ada satu momen, yang di masa depan akan kausesali. Sebab terlepas kemudian kandas. Ada satu momen,yang dimasa depan nanti,akan selalu kau ingat, sebab kau merasa terjerat" -hlmn 88.

Aku cukup puas dengan kisahnya Renatha-Jonas-Nadia. Aku tidak menyayangkan apapun yang terjadi meski eksekusi konfliknya kurang maksimal. Aku juga tidak membenci siapapun ya, mereka semua memang perlu waktu untuk menjadi bijak. Akan ada satu titik balik dimana seseorang akan berubah menjadi lebih baik dan mulai belajar memaknai kehidupan. Meski hal itu terjadi kadang tidak seindah yang diharapkan.


"Semuanya kemudian berjalan lebih baik. Berkat kamu,aku akhirnya menyadari bahwa begitu banyak hal yang perlu kupelajari. Sebelumnya aku selalu merasa aku selalu benar. Dalam pernikahan.. ada banyak hal yang perlu untuk dipahami, bukan sekedar diketahui" -hlmn 17

You Might Also Like

0 komentar