Blogtour : Black Leather Jacket - Review Novel

15.42


BLOGTOUR – REVIEW NOVEL – PHOTO CHALLENGE

BLACK LEATHER JACKET



Penulis          : Aditia Yudis & Ifnur Hikmah
Editor             : Alit Tisna Palupi
Proofread      : Rinando Dinanta
Desainer Sampul: Ade Ismiati Hakimah
Penata Letak  : Ade Ismiati Hakimah
Penerbit         : Roro Raya Sejahtera
Tebal Buku    : 370 halaman
Tahun Terbit   : 2018
ISBN               : 978-602-51290-5-6
Harga             : Rp  88,000,-

SETIAP CINTA BUTUH REVISI

Laura tak punya alasan untuk menyukai Aidan. Pertama, novel debut lelaki itu kini mengalahkan novel-novel Laura di rak best seller. Kedua, foto Aidan yang terpampang besar di sampul belakang novelnya semakin mempertajam kecurigaan Laura: lelaki itu hanya penulis romance (genre yang dibencinya!) bermodal tampang. Jadi, maaf deh kalau dia merasa keberatan ketika Laura dipasangkan dengan Aidan untuk proyek novel selanjutnya. Tahu apa lelaki itu soal menulis novel berkualitas?

Semakin jauh mengenal Aidan, Laura tahu bahwa lelaki itu punya pengetahuan luas tentang thriller, genre cerita favorit Laura. Aidan bahkan hafal kutipan-kutipan Agatha Christie! Sedikit demi sedikit Laura membangun respek tersendiri untuk Aidan—dan belakangan tanpa dia sadari… cinta.

Tapi sebelum Laura berhasil membuat Aidan tahu tentang perasaannya, lelaki itu menghilang. Membiarkan proyek menulis mereka terbengkalai begitu saja—seolah tak ada artinya. Alih-alih marah, Laura merasa sangat kecewa dengan sikapnya itu. You’re breaking my heart, Aidan, and the saddest part is… you don’t even know about it.
***

 “Selagi kamu berpikir negatif seperti itu, kamu tidak akan punya kesempatan untuk mengenalku lebih jauh, maupun gaya tulisanku. Padahal untuk membuat proyek menulis bersama ini berhasil, kau dan aku harus bekerja secara harmonis. Laura, kau dan aku saling membutuhkan.” –halaman 209

Black Leather Jacket merupakan juara kedua dari lomba menulis Sweet and Spicy Romance yang diadakan oleh Penerbit Twigora di tahun 2016. Senang sekali bisa membaca salah satu naskah yang terpilih dari lomba ini. Menariknya, selain ditulis oleh dua orang,  novel ini memiliki kisah yang manis sekaligus kompleks.

Novel ini adalah novel duet pertama yang aku baca. Sebelumnya aku belum pernah baca tulisan Mbak Adit maupun Mbak Iif, baik yang duet maupun solo. Aku suka dengan cara mereka menceritakan kisah ini, santai dan asyik banget dibaca.  Alurnya menggunakan alur maju, penceritaan menggunakan POV 3. Plot yang ditulis cukup rapi, seolah ditulis oleh satu orang. Tulisan Mbak Adit dan Mbak Iif nge-blend, meskipun awal-awal aku rasa masih belum konsisten.

Dari awal halaman sudah ditunjukkan beberapa potongan cerita melalui tokoh-tokohnya, aku tidak bisa menebak alurnya. Novel ini tidak hanya tentang Laura dan Aidan, konfliknya justru lebih complicated. Tentang keluarga, tentang karier dan juga impian yang ingin dicapai.  Kadang kita sering dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sulit. Setiap pilihan tentu memiliki konsekwensi, tidak hanya bagi diri kita juga orang-orang di sekitar. Hal inilah yang juga dialami oleh Aidan.

“Kalau kita nggak pernah memiliki apa-apa. Semua akan hilang. Satu per satu. Tapi, aku nggak mau kehilangan kesempatan ini.” – halaman 214

Soal karakter, aku suka karena Aidan dan Laura memiliki karakter yang bertolak belakang. Aidan yang terkesan santai dan iseng, tapi juga tipikal family man. Sedangkan Laura, si gadis ambisius, keras kepala dan sangat mencintai dunia kepenulisan. Penulis berhasil membangun chemistry mereka dengan perlahan-lahan. Dari awalnya Laura merasa sinis dengan Aidan, hingga mereka jadi lebih mengenal dan saling mendukung. Kehadiran tokoh lain seperti Mya, Allan, Claudia dan Richard juga punya porsi yang cukup di novel ini.  

Satu hal menarik yang aku suka dari novel ini adalah dunia Aidan dan Laura yaitu tentang kepenulisan. Aku yang sangat awam dengan dunia ini menjadi banyak mendapat pengetahuan. Penggambarannya juga cukup detail. Ternyata proses kreatif dari merumuskan ide, menuangkannya menjadi tulisan, mengalami revisi dan penambahan sana-sini hingga dicetak dan sampai di tangan pembaca itu sangat tidak mudah. Sayang aja kalau sampai masih ada pembajakan buku dan jual-beli secara ilegal. Sangat merugikan dan tidak menghargai jerih payah penulis.

Aku masih menemukan beberapa typo, tapi tidak terlalu mengganggu saat membaca. Meski konfliknya hampir menjelang akhir halaman, tapi aku cukup puas dengan endingnya. Sebenarnya, aku masih penasaran dengan kisah Richard-Lani dan kelanjutan Brown Eyes Don’t Lie.

Lewat Black Leather Jacket, pembaca diajak untuk belajar mendengarkan saran orang lain untuk mencoba hal baru. Berkomitmen dengan apa yang dijalani dan tentu saja memperjuangkan apa yang diinginkan. Novel ini bisa dibaca oleh kamu yang berusia 13 tahun ke atas.

“Life is a mystery. Love is a mystery. Loving you and live with you are the greatest mystery of my life.”- halaman 332




PHOTO CHALLENGE


Gimanaa.. udah berhasil niruin gayanya Aidan belum nih? Hihii. 

You Might Also Like

1 komentar

  1. After baca review nya kok jadi kesemsem sama isi bukunya sih 😂, segala buku yg mengisahkan tentang dunia kepenulisan emang selalu menarik. Karena biasanya isinya pasti related banget samankehiduoan penulisnya sendiri. Suka suka suka....😍

    BalasHapus