Review Novel : A Very Yuppy Wedding

01.25

A Very Yuppy Wedding

Penulis : Ika Natassa
Desain Cover : Ika Natassa
Editor : Rosi L. Simamora
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 288 Halaman
Tahun Terbit : 2007 (Cetakan kesembilan Maret 2013)




It feels like it’s my Blackberry whp’s enganged with his Blackberry. Kalau kesibukan kami tetap seperti ini setelah menikah, bisa dipastikan we’ll be having technological intercourse a lot more than sexual intercourse.
-Andrea in A Very Yuppy Wedding

INGREDIENTS :
The life of a business banker is 24/7 dan bagi Andrea, bankir muda yang tengah meniti tangga karirt di salah satu bank terbesar di Indonesia, rasanya ada 8 hari dalam seminggu. Power lunch, designer suit, golf di Bintan, dinner dengan nasabah, kunjungan ke proyek debitur, sampai tumpukan analisis feasibility calon nasabah, she ears them all. Namun di usianya yang menginjak 29 tahun, Andrea mungkin harus mengubah prioritasnya, karena sekarang ada Adjie, the most eligible bachelor in banking yang akan segera menikahinya. So sheshould be smiling, right?

Tidak disaat dia harus memilih antara jabatan baru dan pernikahan, menghadapi wedding planner yang demanding, calon mertua yang perfeksionis, target bank yan mencekik dan ancaman denda 500 juta jika iamelanggar kontrak kerjanya. Dan tidak ada yag bisa memaksanya tersenyum disaat ia mulai mempertanyakan apakah semua pengorbanan karier yang telah ia berikan untuk Adjie tidak sia-sia, ketika ia menghadapi kenyataan bahwa tunangan sempurnanya mungkin berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri.
***

Mau posting review novel A Very Yuppy Wedding nih. Akhirnya kesampaian juga pinjem novel debutnya Ika Natassa di I-Jak dan udah selesai dibaca kemarin, bertepatan sama pernikahan Kahiyang-Bobby.  Jadi disajikan selagi hangat hehe.. Kenapa jadi Kahiyang-Bobby? Ya, perbedaan suku bangsa membuat aku mengingat pasangan Andrea-Adjie. Moment pernikahan Kahiyang dan Bobby ini persis banget sama yang akan dijalani oleh Andrea Natasha Siregar dan Adjie Soerjosoemarno. Bedanya, Andrea  yang berasal dari Medan, sedangkan Adjie yang keturunan Jawa. Pasangan dari beda suku bangsa ini diceritakan tengah sibuk mempersiapkan pernikahan mereka, lengkap dengan berbagai drama mulai dari pekerjaan calon pengantin, pilihan dan tuntutan dari keluarga, godaan dari orang-orang yang  berada di sekeliling keduanya bahkan konflik dari si pasangan calon pengantin itu sendiri!

“Pernikahan itu bukan cuma buat menghalalkan hubungan seks, Dre, tapi untuk menyatukan pandangan dan pemikiran, serta saling melengkapi.” –halaman 158

Sebelumnya, aku sudah membaca tiga novel Ika Natassa yaitu Antologi Rasa, Critical Eleven dan The Architecture of Love. Seperti novel Ika Natassa yang lainnya, novel ini menghadirkan garis besar yang serupa. Tokoh-tokohnya mengagumkan, punya background karier yang sukses, pasangan yang rupawan dan mapan serta gaya hidup serba mewah dengan deretan brand dan tempat nongki kece. Nggak ketinggalan, gaya cerita yang mengalir serta konflik percintaan yang complicated. Di novel A Very Yuppy Wedding ini, sayangnya aku agak kurang menikmati ceritanya. Konfliknya yang muncul serupa dan terasa agak berlebihan. Aku agak nggak sreg sama sikap kedua pasangan ini yang agak childish di usia segitu sih. Tapi syukurnya masih ada yang mau ngalah, walaupun ya jatuhnya jadi agak drama.

Novel ini diceritakan dari POV 1 versi Andrea, jadi pembaca tidak bisa memahami bagaimana versi Adjie. Kesannya Andrea itu jadi sangat cemburuan dan childish. Tapi menurutku, ia juga tidak seegois itu, karena ia juga cukup banyak berkorban dan itu sangat worth it buat hubungannya dengan Adjie. Perempuan yang bersedia melakukan hal itu adalah perempuan yang hebat! Awalnya memang sangat romantis, Andrea dan Adjie itu perfect couple. Memasuki pertengahan buku, aku merasa alurnya jadi agak lambat dan greget lagi menjelang ending. Bapernya khas Ika Natassa banget deh pokoknya. Aku kadang nggak memahami jalan pikirannya Andrea yang kadang agak ekstrem.

Thanks to Tania dan Firman, beruntung banget Andrea dan Adjie punya temen yang super care dan bijak! Meskipun cerewet dan ceplas-ceplos kadang ocehan mereka lebih nusuk sekaligus mencerahkan. Keberadaan mereka menyelamatkan saat-saat rawan menjelang pernikahan Andrea dan Adjie. Pengen banget punya temen yang kayak gini!

“It’s funny how marriage can limit your possibilites, right?”
 –halaman 143

Dalam sebuah hubungan, yang diperlukan tidak hanya rasa cinta, tapi juga kerelaan untuk berbagi dan meredam ego masing-masing. Menyatukan dua kepala dalam ikatan pernikahan memang tidak mudah. Tapi ketika kita menyadari bahwa tidak ada yang kalah ketika mengalah dalam hubungan, maka saat itulah kita berhasil membuat kebersamaan tidak hanya berharga tapi juga saling membuat bahagia.

“Bagaimana aku bisa tidak mencintai laki-laki yang mengatakan akan melakukan apa saja untuk membuatku bahagia, walaupun itu berarti merelakan aku pergi ke pelukan orang lain?” –Halaman 279

You Might Also Like

0 komentar