Review Novel : Finally Mr. Right

07.03

Finally Mr. Right

Penulis : Shita Hapsari
Penyunting : Fitria Sis Nariswari
Perancang Sampul : Titin Apri Liastuti & labusiam
Pemeriksa Aksara : Intan Puspa
Penata Aksara : Martin Buczer
Penerbit         : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : Agustus 2015
Tebal Buku : 322 Halaman


Ava memiliki sejumlah impian tentang pernikahan idealnya. Salah satunya melangsungkan acara sakral itu secara tematik bersama Cindy dan Disti. Masalahnya hari pernikahan kedua sahabarnya sudah ditentukan tahun depan, sementara Ava sendiri masih jomblo!
Menurut Cindy dan Disti, jodoh yang diharapkan Ava terlalu konyol dan tidak realistis. Ava menyusun kriteria calon pendamping hidup berdasarkan karakter dan adegan dalam film-film favoritnya. Bahkan ia merancang beberapa skenario untuk mengetes mereka.
Hans dengan sosok rockstar-nya, selesai. Didit dengan karakter bagai bintang Hollywood favorit Ava, kandas. Roki yang diakui Ava sebagai cowok ganteng dan rapi, gagal di kencan pertama. Lalu, ada Kenzo, seseorang laki-laki yang cukup mendekati kriteria. Namun, setelah melalui tes rancangan Ava, masih ada saja yang membuatnya ragu.
Harapan Ava menipis. Kieran, partner bisnisnya yang masih lajang pun kini telah menemukan cewek incaran. Jadi, siapa yang akan menjadi lelaki yang tepat untuk Ava? Tidak hanya ava yang bimbang, tetapi juga Cindy dan Disti yang ikut gemas. Rencana pernikahan tematik ini terancam gagal!
***

“Kita cuma mau berharap kali ini lo mau berpikir rasional. Bukan berarti lo menurunkan standar. Lo bisa memulai segala sesuatunya dengan membuka diri, menerima, mengenai, baru kemudian menilai. Jangan buru-buru memberi cap pada orang tertentu hanya karena orang itu –di dalam kepala lo- kelihatan sesuai. Usia kita sekarang menuntut untuk mencari calon suami beneran.” –halaman 28

Novel ini bercerita tentang Ava yang kurang beruntung dalam hal percintaan. Kedua sahabatnya Cindy dan Disti, masing-masing sudah menemukan pasangan, sementara ia sendiri masih berstatus jomblo. Disadari atau tidak, menjomblo disaat usia sudah matang dan teman-teman sudah punya gandengan itu seperti memberikan tekanan sendiri. Nggak heran kalau Ava berusaha nyari jodoh, blind date dengan cowok rekomendasi teman-temannya. 

Seperti judulnya, Finally Mr. Right, proses pencarian si Mr. Right ini sangat panjang dan banyak tantangan sehingga alur ceritanya menjadi lambat. Ava memiliki rencana pernikahan idaman dan skema pria ideal yang sudah ia kumpulkan dalam sebuah buku. Kriteria pria idealnya banyak dipengaruhi oleh adegan dan karakter dalam kisah film favoritnya sehingga pilihan-pilihannya pun tidak jauh dari apa yang ia tuliskan disana. 

“Mungkin dia memenuhi segala fantasimu tentang cinta dan pria ideal. Tapi apa kamu yakin mau menikahi sebuah fantasi yang entah akan bertahan berapa lama sebagai fantasi” -halaman 242

Banyak hal yang ditunjukkan oleh penulis yang menjurus pada ending dan konflik yang akan dihadapi. Akupun sempat mengira endingnya sesuai dengan di buku, tapi penulis memunculkan berbagai kemungkinan yang ‘mengulur-ulur’ sehingga mempengaruhi prediksiku. Meskipun begitu, aku tetap menikmati membaca setiap lembarnya.

Penggunaan POV 1 membuat kita semakin dekat dengan sosok Ava. Pembaca seolah diajak menjadi sahabat Ava. Complicated dan baper-bapernya cewek tuh dapet banget! Ava, tokoh utamanya adalah cewek yang mandiri dan berani. Meski aku kadang sebel sama sikapnya, tapi aku salut dengan semangatnya dalam menghidupkan mimpi-mimpinya meski banyak yang meragukan. Gaya penulis bercerita juga sangat asyik, seolah mendengarkan Ava mengoceh langsung pada kita.

Aku suka cara Ava dan Kenzo membangun hubungan, smooth tapi progresif. Mereka bener-bener mengajak pembaca baper karena mereka kencan! Kenzo ini tipikal idaman aku sih. Jarang lo kita bisa ngobrol tanpa henti sama cowok dengan topik apapun dan dia selalu punya cara yang spontan dalam melakukan kegiatan yang menyenangkan. Tapi tokoh favoritku ya tetap Kieran. Berhubung aku nggak pernah punya sahabat cowok jadi ya kadang pengin juga seperti Ava. Punya sahabat yang sepemahaman, selalu jadi tong sampah curhatan dan selalu siap pasang badan buat membela kita. How sweet!

Dari kisah Ava, kita belajar untuk hidup dengan realistis, tidak terlalu dipengaruhi dengan kisah fiksi yang kita baca atau kita tonton. Karena nyatanya, tidak semua hal di dunia ini terjadi sesuai yang kita harapkan. Seringnya kita terlalu fokus terhadap sesuatu yang belum pasti sehingga melupakan hal-hal penting disekitar kita. Begitu pula dalam cinta, mengutip apa yang dikatakan oleh Ava bahwa jalan menemukan Mr. Right kadang tidak panjang dan tidak berliku. Hanya sayangnya, kita buta membaca rambu.

Yang masih merasa ragu dengan keberadaan si Mr. Right, coba deh lihat ke sekeliling mungkin aja jodohnya sudah terlihat tapi kita yang belum sadar.

“Untunglah cinta tak pernah terlambat. Ia hanya datang dan pergi sesuai jadwalnya sendiri. Seperti lirik lagu-lagu pop bilang : love will find a way” - halaman 312

You Might Also Like

0 komentar