Blogtour : Song For Alice - Tanya Penulis

15.54


BLOGTOUR – TANYA PENULIS

SONG FOR ALICE



Hai.. Selamat datang di blog-ku!
Ada yang kangen dengan blogtour? Senang sekali, aku dapat kesempatan lagi untuk nge-host blogtour yang diadakan oleh Twigora. Novel yang akan aku bagikan kali ini adalah novel Song For Alice karya Windry Ramadhina.

Blogtour ini berlangsung dari tanggal 26-28 Oktober 2018. Selama blogtour berlangsung akan ada Tanya Penulis, Review Novel dan Giveaway. Jadi pastikan kamu mengikuti rangkaian blogtournya sampai selesai ya! Sebelum kenalan sama novelnya, boleh dong kenalan dulu sama penulisnya? Pasti udah pada kenal dong dengan Mbak Windry?


Tentang Penulis:
WINDRY RAMADHINA lahir dan tinggal di Jakarta; percaya atau tidak, mampu mendengarkan berbagai bentuk rock, yang paling keras sekalipun. Dia menulis fiksi sejak 2007. Buku-bukunya banyak bercerita tentang cinta, kehidupan, impian, dan harapan. Song for Alice adalah bukunya yang kesebelas.

Windry suka membaca surat dan menjawab pertanyaan. Dia bisa dihubungi lewat e-mail windry.ramadhina@gmail.com, Instagram @beingfaye, atau blog www.windryramadhina.com

Berikut petikan wawancara dengan Mbak Windry seputar proses kreatif penulisan novel Song For Alice :
Q : Apa sih keistimewaan Arsen-Alice dibandingkan dengan tokoh-tokoh novel lain yang pernah Mbak tulis?
A :
Mereka tokoh-tokoh dengan sifat, minat, dan latar belakang yang belum pernah saya tuliskan sebelumnya. Arsen tipe pemuda bandel yang suka bersenang-senang. Sebelumnya, memang ada pemuda bandel dalam novel saya yang lain. Tetapi, Arsen tidak memiliki latar belakang gelap. Itu membuatnya lebih menyenangkan. Saya pribadi menyukainya. Dia memberi nuansa cerah dalam cerita. Alice pun demikian. Dia tidak memiliki kebencian terhadap kehidupan. Dia kaku, terlalu serius, dan galak, tetapi tidak gelap. Saya paling suka sifatnya yang sulit mengekspresikan perasaan. Dia kerap berlaku berkebalikan dari apa yang sebenarnya ada di hatinya. Minat musik Arsen dan Alice yang bertolak belakang membuat proses menulis lebih asyik lagi. 
Tetapi, yang paling menarik tentang Arsen dan Alice bagi saya adalah kenyataan bahwa mereka saling mengenal sejak kecil. Mereka tidak memiliki hubungan darah, tetapi tumbuh dan menjadi dewasa bersama. Arsen tinggal di bangunan tambahan di halaman belakang rumah kakek Alice. Kedekatan mereka melebihi tokoh-tokoh saya yang lain. Perasaan mereka berkembang jauh lebih awal dan untuk waktu yang sangat lama.

Q : Apa yang Mbak Windry lakukan pertama kali ketika kembali menuliskan kisah Arsen-Alice setelah lama vakum?
A : Membaca ulang naskah dari bab pertama. Saat saya meninggalkan sebuah naskah terlalu lama, biasanya saya kehilangan rasa. Saya tidak lagi terikat secara emosional terhadap naskah tersebut. Dan, saya juga tidak lagi familier dengan nuansa ceritanya. Dengan membaca ulang, saya bisa mendapatkan semua itu kembali.

Q : Sebelumnya kan Mbak sudah pernah menulis cerita latar belakang musik Jazz, sedangkan di novel ini musik Rock. Adakah kendala saat riset dan menuangkan kedalam cerita ini?
A : Saya tidak akan menyebutnya kendala. Mungkin lebih tepat disebut tantangan. Sama seperti sebelumnya, saya mencari informasi mengenai musik rock. Saya mendengarkan lagu-lagu rock, mengikuti perjalanan musisi yang direkam dalam dokumenter, dan mencoba memahami karakter mereka. Saat menulis, saya memasukkan detail-detail yang bisa membangun karakter tersebut. Seperti, gaya berpakaian, alat musik yang digunakan, situasi di panggung, nuansa di studio latihan, dan semacamnya.

Q : Hal yang paling menjadi favorit mbak dari novel Song For Alice?
A : Hal paling favorit bagi saya dari Song for Alice adalah momen-momen kebersamaan terakhir  Arsen-Alice. Sampai saat ini saya masih tersenyum jika mengingatnnya. Walau apa yang terjadi setelah itu membuat saya menangis, saya akan kembali merasa hangat setiap mengenang kebersamaan mereka.

Q : Arti kesempatan kedua bagi seorang Windry Ramadhina?
A : Seringkali, kita membuat kesalahan yang kemudian kita sesali. Kita berharap bisa memutar waktu kembali dan memilih jalan yang berbeda. Tetapi, waktu tidak mungkin berputar ulang dan kesempatan kedua adalah sesuatu yang belum tentu bisa didapatkan oleh setiap orang. Jadi, saat kita mendapatkan kesempatan kedua, jangan pernah menyia-nyiakannya. Jika ada yang bisa kita perbaiki, maka lakukan. Jika ada seseorang yang pernah kita kecewakan atau impian yang pernah kita tinggalkan, maka kembali. Hidup ini singkat dan kita tidak pernah tahu kapan ia akan berakhir.


Jangan lupa ikuti rangkaian blogtour novel Song For Alice, di beberapa blog berikut :

20 – 22 OKTOBER 2018 2018: ORINTHIA LEE

23 – 25 OKTOBER 2018:  LUCKTY GIYAN SUKARNO

26 – 28 OKTOBER 2018: PUTU RINI CIPTA RAHAYU (Kamu disini!)

29 – 31 OKTOBER 2018 : MELANI I. S

1 – 3 NOVEMBER 2018: AINI EKA

4 – 6 NOVEMBER 2018 2018: ILMI FADILLAH

7 – 9 NOVEMBER 2018 2018: KHAIRISA RAMADHANI PRIMAWESTRI



You Might Also Like

7 komentar

  1. Kayaknya nuansa musik rocknya kuentheeeel banget ya. 😍😍😍

    BalasHapus
  2. Kok aku envy mau bincang-bincang sama Mba Windry juga yaa ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga kak.. nggak nyangka bisa mengajukan bberapa pertanyaan ke penulis favorit 😍

      Hapus
  3. "Hal paling favorit bagi saya dari Song for Alice adalah momen-momen kebersamaan terakhir Arsen-Alice. Sampai saat ini saya masih tersenyum jika mengingatnnya. Walau apa yang terjadi setelah itu membuat saya menangis, saya akan kembali merasa hangat setiap mengenang kebersamaan mereka." --- ini bukan tanda bakal ada sedih-sedihan di ending kan???

    BalasHapus
  4. Aku mencium aroma aroma banyak sedihnya dinovel ini kaak, apalagi bagian endingnya hwaa aku pengen kenalan sama Alice huhu, btw ngobrol sama kak Windry seru bgt yaa kak. Enak gitu diajak ngobrol hehe

    BalasHapus
  5. Beberapa orang yang udah baca ini bilang kalau bukunya bakal sedih banget, bahkan ada yang sampai nangis deres gara gara baca ini😭 jadi penasaran banget sedihnya kenapa😭

    BalasHapus