Review Novel : Athena

01.41

ATHENA : EUREKA!

Penulis : Erlin Natawiria
Penerbit         : Gagas Media
Editor : Nico Rosady & Jie Effendie
Proofreader : Patresia Kirnandita
Penata Letak : Landi A. Handwiko
Desain Sampul : Jeffri Fernanfo
Ilustrasi Isi : Ayu Laksmi
Tahun Terbit : 2013
Tebal Buku : 280 halaman





Satu insiden kecil di losmen mempertemukan Widha dengan Nathan. Mereka menjadi rekan seperjalanan; menyusuri Agora, Plaka, lalu ikut larut dalam keriaan sepasang pengantin baru di Rafina. Rasa bertumbuh seiring kaki-kaki mereka melangkah, dan binar terpercik setiap kali keduanya berserobok pandang.

Namun, di sebuah kios buku kuno di Monastiraki, Widha melihat hantu masa lalunya. Seseorang yang tidak seharusnya hadir di kota impiannya. Sosok yang gagal dia lupakan. Setiap tempat punya cerita. Di antara puing-puing kuil Parthenon, ada reruntuhan hati yang siap dibangun kembali.
***
“Entah dunia ini yang semakin sempit atau ada konspirasi dibalik pertemuan yang tidak terduga ini” -halaman 192

Kesan pertama setelah membaca novel ini adalah kebetulan. Selalu ada kebetulan yang menguatkan pernyataan bahwa dunia ini memang sempit, dan segala sesuatu yang ada didalamnya saling berhubungan. Setiap tokoh meninggalkan negaranya untuk pergi ke Athena, Negara bagian Eropa yang sangat jauh dan tidak lazim menjadi tempat yang sekedar ‘tujuan wisata’.

Widha, mahasiswa semester akhir yang memiliki mimpi gila! Ia rela menyisihkan uang beasiswanya demi menjelajahi kota sang dewi kebijaksanaan demi mewujudkan impian masa kecilnya serta mending kakak kembarnya. Nathan, guru bahasa Indonesia di Australia yang ‘melarikan diri’ ke Athena dan terlibat petualangan dengan Widha, yang ditemuinya secara tidak sengaja. Dan, tentu saja hantu yang berasal dari masa lalu Widha, Wafi yang berada di Athena karena mengikuti festival musik.

Overall, Novel ini sangat menarik. Tidak banyak yang mengangkat Athena sebagai setting dalam sebuah cerita fiksi. Dari Widha, aku juga banyak belajar mengenai Athena. Ya, setiap tempat memang punya ceritanya tersendiri. Aku suka karena pengetahuan yang diselipkan di cerita ini bisa memperkaya wawasanku. Ya, walaupun aku harus jujur kadang membosankan juga kalo pengetahuannya lebih ditonjolkan daripada cerita tokohnya. Settingnya mengambil tempat-tempat eksotik yang disebutkan dan lagu-lagu yang menjadi soundtracknya langsung bikin aku kepo! Mari searching pemirsah ~

"Perjalanan ke plaka sama melelahkannya dengan agora. Namun, kali ini, terlalu banyak perasaan yang terlibat"-halaman 125

Kebersamaan itu menciptakan perasaan yang membuat Widha dan Nathan menjadi terlibat dalam masalah. Perjalanan mereka tidak lagi menyenangkan sejak masa lalu mereka yang rumit mulai terungkap

“Masa lalu itu hanya berhak untuk dikenang. Bukan untuk kembali dirindukan”

Well, aku sangat kagum dengan Nathan. Dia partner travelling yang menyenangkan. Satu hal yang aku suka adalah dia sangat menyayangi ibunya, dia tidak ingin mengulangi apa yang pernah dilakukan oleh ayahnya, dengan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Novel ini merupakan salah satu novel dalam seri STPC (Setiap Tempat Punya Cerita) yang merupakan proyek novel bertema travelling dari Gagas Media dan Bukune.

“Cinta itu kayak rinai hujan. Jatuh tanpa melihat siapa yang akan tertimpa. Jatuh tanpa memperhatikan secepat apa mereka sampai dibawah. Tahu-tahu kamu merasa basah. Tahu-tahu kamu merasakan desiran itu lagi”

You Might Also Like

0 komentar