Review Novel : Morning, Gloria

07.21



MORNING, GLORIA
Destiny of Twilight and the Dawn.

Penulis                                    : Devi Eka
Penerbit                                 : De Teens
Editor                                     : Floria Aemilia
Desain Cover                         : Aan_Retiree
Layouter                                : Fitri Raharjo
Pracetak                                 : Endang
Tahun Terbit                         : 2014
Tebal Buku                            : 310 halaman

            Gloria, ia tak menyukai senja. Baginya senja hanya akan memadamkan semua harapannya. Namun, kini seorang lelaki senja hadir dan menelusup kedalam hatinya. Avond, seorang lelaki yang mencintai masa lalunya. Segenggam cinta yang tak tersampaikan. Sebongkah rindu yang tak pernah usai. Tapi itu dulu, sebelum gadis fajar itu muncul di hadapannya.
            Kisah gadis fajar dan lelaki senja. Kemana cinta mereka bermuara? Ataukah mereka akan seperti fajar dan senja yang tidak pernah bertemu?
***
            Novel Morning, Gloria ini adalah Novel kedua yang diterbitkan oleh penulis. Setelah sebelumnya berhasil menerbitkan The Love is (not) Blue di tahun 2013. Gloria Reytafa, tokoh utama di novel ini akan mengajak pembaca menikmati keindahan Negara Belanda tentunya bersama romansa cinta yang baru pertama kali ia rasakan (lagi).

            Adalah Avond van der Linden, lelaki bermata tortoise yang membawa desir-desir tak biasa sejak pertama kali mereka bertemu di Perpustakaan Universitas Leiden. Hubungan pertemanan antara Gloria, si Gadis Fajar dan Avond, si Penyuka Senja berjalan mulus dan menjadi semakin rumit seiring waktu.

            Satu hal yang saya suka dari gaya menulis Vivi adalah mengalunkan cerita dengan pemilihan kata dan kalimat yang pas, puitis dan romantis. Novel ini juga menyajikan banyak kejutan yang tidak saya duga. Obyek yang dipilih oleh penulis untuk melengkapi cerita juga sangat berbeda. Pembaca diajak untuk menyelami karakter setiap obyek yang punya makna kuat secara filosofis. Hal ini membuat saya terkagum-kagum.

            Hanya saja ada beberapa hal yang menurut saya kurang greget! Misalnya terlalu banyak kebetulan dalam kisah hidup Gloria misalnya sahabat kecil Gloria yang mengajaknya menikmati fajar. Ada beberapa part yang dituliskan secara terburu-buru, tidak terlalu tergambar jelas tetapi tiba-tiba saja sudah terjadi tanpa penyebab.

            “Fajar dan senja tak pernah menyaru. Mungkin kami seperti itu. Kami ditakdirkan tidak untuk saling melengkapi tapi untuk saling berbagi. Bukan untuk satu sama lain, tapi untuk dengan yang lain.” Ending cerita ini diluar ekspektasi saya sebelumnya. Sangat manis ^^

You Might Also Like

0 komentar