Review Novel : Titik Temu

10.08

Titik Temu

Penulis                         : Ghyna Amanda
Penyunting                  : Amanatia Yunda
Pemeriksa Aksara        : Yamadipati Sena
Perancang Sampul       : Wawan Sulthon FA
Penata Isi                    : Azka Maula
Tahun Terbit                : 2017
Tebal Buku                  : 276 halaman
Penerbit                       : Mojok



Kemerdekaan Republik Indonesia memberikan harapan baru bagi kebanyakan orang, tetapi tidak bagi Katheljin Sophie, putri keluarga kaya berkebangsaan Belanda. Peristiwa itu justru membuatnya terjebak dalam kondisi sulit. Ancaman pengambilalihan aset milik keluarga dan dipulangkan ke negeri Belanda mengintai di depan mata. Sedangkan ibunya, satu-satu keluarga yang tersisa meninggal mendadak dalam sebuah kecelakaan.

Pilihan bertahan di Indonesia membuatnya harus bersiasat, yakni menikah dengan dokter Andjana Ranggawangsa, seorang pribumi yang 20 tahun lebih tua dari dirinya, berhutang budi kepada keluarganya,dan sedang membutuhkan bantuan untuk membangun klinik.

Novel ini mengajak Anda menyelami makna kehidupan secara lebih mendalam, bahwa memang ada keinginan-keinginan yang tidak tergapai, serta menggiring ke dalam keadaan yang kita hindari. Meski demikian, keputusan perlu diambil dan dijalani dengan keteguhan hati
***
“Ia mencintai tanah ini seperti pribumi yang kini bebas mengibarkan bendera mereka. Sophie tidak perduli siapa yang berkuasa, ia hanya ingin tinggal disini selamanya, bersama ayah dan kakek juga kakak-kakaknya yang dikuburkan dekat dengan mereka. Tidak bolehkah seorang Belanda berteman dengan pribumi?" -hlmn. 5

Namanya Katheljin Sophie Kuhlan. Ia anak bungsu dari keluarga Kuhlan. Saat ini, ia tinggal hanya bersama ibunya, Nyonya Wilhelmina. Meskipun keturunan Belanda, keluarga mereka sangat disegani oleh penduduk di daerah perkebunan teh Malabar. Harold dan Heindrick Kuhlan, ayah dan kakek Sophie berjasa membuat dam yang memberi keuntungan bagi warga sekitar. Mereka hidup damai hingga proklamasi kemerdekaan RI dikumandangkan. Meskipun begitu, masih banyak terjadi pergerakan-pergerakan yang berupaya untuk merebut kembali apa yang diambil oleh penjajah. 

Andjana Ranggawangsa. Laki-laki cerdas dari keluarga sederhana itu menjadi salah satu yang beruntung mendapat kesempatan belajar ilmu kedokteran dan disekolahkan ke Belanda oleh keluarga Kuhlan. Ketika ia kembali ke Indonesia satu tahun setelah kemerdekaan, ia kembali menyaksikan bahwa negaranya masih bergolak. Bangsa Indonesia ingin sepenuhnya merdeka.

Meski dijaga dengan ketat oleh keluarganya, nyatanya Sophie pun lengah! Ia lupa bahwa keberadaannya terancam sekarang. Para pribumi ingin balas dendam dan merebut kembali hak milik mereka. Kejadian demi kejadian terjadi, Sophie diculik oleh sekelompok orang yang tidak dikenal. Meskipun akhirnya nyawanya selamat atas bantuan Dokter Andjana. Ia harus kembali mengalami kejadian pahit, rumahnya kebakaran dan ibunya, satu-satunya keluarga yg ia miliki meninggal dalam insiden itu.

Gagasan tentang menikahi seorang pribumi pun ditanggapi serius oleh Sophie. Gadis berusia 17 tahun itu melamar Dokter Andjana Ranggawangsa, lelaki yang berbeda usia 20 tahun dengannya untuk menjadi suami. Tentu dengan kesepakatan dan harapan agar Sophie diterima sebagai seorang pribumi. Ternyata tidak sampai disitu, kehidupan Sophie dan Andjana kembali mendapat ujian. Ketika kesalahpahaman membuat emosi tersulut, ketika dendam yang lama dipendam membuat seseorang gelap mata bahkan kepada orang terdekatnya..
***

Novel ini adalah novel kedua kak Ghyna yang aku baca. Sebelumnya aku udah pernah baca novel teenlit kak Ghyna yang berjudul God.Speed. Aku suka, novel itu juga berkesan banget. Kayaknya kalo kak Ghyna nulis novel tema apa aja, langsung jadi favorit aku deh!

Setelah menamatkan buku ini, aku speechless! Novel ini bisa dikatakan agak 'berat' tapi keren. Saking serunya baca, sampai bingung mau share apa wkwk.. iya, seru banget sampai nggak bisa berhenti sampai tamat. Kisahnya terasa sungguhan, begitu hidup. Baca kisah berlatar sejarah tapi tidak membosankan. Temanya nggak biasa. Mengambil setting di daerah Bandung dengan kehidupan setelah kemerdekaan dimana pergolakan dan keinginan untuk merdeka sepenuhnya masih membara.

Awal-awal emang alurnya agak lambat trus disuguhkan konflik bertubi-tubi, emosinya ikutan naik turun pas baca. Kak Ghyna berhasil menuliskan kisah romance lain daripada yang lain. Salut! Menghadirkan kisah romance berlatar sejarah Indonesia. Romansa Sophie dan Andjana bagai pemanis saat getirnya kehidupan saat itu. Meski mereka pasangan beda usia, chemistry nya dapet. Aku suka dengan perubahan mereka meski pernikahan mereka yang tanpa cinta terasa canggung. Andjana dan Sophie lebih seperti ayah-anak. Kadang aku lupa kalau Andjana itu om duren wkwk.. Suka dengan cara Andjana melindungi Sophie. Suka juga dengan kejutan-kejutan yang diberikan Sophie pada Andjana. Ada part deg-degan, haru, sedih dan bahagia sampai bikin senyum-senyum sendiri. Bahasanya emang cukup baku, tapi aku nggak masalah dengan itu.

Endingnya pas. Keputusan yang terbaik bagi Sophie dan Andjana saat itu. Aku kurang puas sih sebenernya, masih banyak hal yang bisa dieksplor. Banyak pertanyaan yang belum terjawab misal tentang nasib Andjana setelah perjanjian itu. Bagaimana dengan Arya, terutama pada Sophie. Semoga di novel sekuelnya bisa tau kisah lengkapnya seperti apa. Oya.. pastikan kamu cukup dewasa untuk membaca novel ini ya! Aku kasih 4 bintang buat Titik Temu


"Bahwa mereka berada di tanah yang asing, bahwa sebesar apapun kebaikan yang mereka bagi, kesalahan akan selalu menjadi masalah besar mereka. Ada dendam di mata setiap orang yang menatap, bukan hanya sekedar keanehan. Mereka seperti pendosa, padahal entah apa yang dilakukannya." -hlmn. 192

You Might Also Like

0 komentar