Rewrite
Penulis :
Dirsta Alifia
Edtor :
Pradita Seti Rahayu
Penerbit :
Elex Media Computindo
Tebal Buku :
249 Halaman
Tahun Terbit : 2016
Sejauh apa pun aku menghindar, ternyata, langkah-langkahku selalu
terarah kepadamu.
Saras Widjaya, seorang perempuan yang harga dirinya lebih tinggi dari
langit ketujuh, berusaha menepis segala rindu yang ia punya pada sang mantan
kekasih
Gilang Ranggala, yang pandai menerbangkan pesawat dan juga harapan
Saras, tak pernah tidak menyesali perbuatannya satu tahun lalu. Emosi yang
begitu meledak, juga kata-kata yang tak seharusnya ada, membuat hubungan yang
sudah mereka bangun tiga tahun runtuh begitu saja.
Namun, sekuat apa pun Saras menyangkal, ia tetap tak bisa menghindari
bayang-bayang Gilang. Sedalam apa pun Gilang menyesal, ia sudah kehabisan cara
meyakinkan Saras.
Dalam diam, mereka berharap.
Semoga kisah ini dapat ditulis ulang dengan akhir yang paling baik
untuk mereka berdua.
***
“Kadang, hidup itu lucu, ya? Kita bisa dengan akrab mengobrol dengan seseorang yang belum terlalu kita kenal, bersahabat dengan orang yang baru kita kenal selama satu bulan, mengagumi seseorang yang tidak pernah kita temui sebelumnya, namun mendadak canggung ketika mengobrol dengan orang yang berstatus mantan. Padahal sebelumnya, orang itulah bagian terpenting dari hidup kita. Seolah kita tak bisa hidup tanpa dia.” –halaman 26
Saras bertemu dengan Gilang di
pesta pernikahan Gita. Melalui proses kenalan dan PDKT, akhirnya mereka jadian.
Tiga tahun bersama nyatanya hubungan asmara mereka kandas karena emosi sesaat.
Ketika mereka bertemu kembali, baik Saras maupun Gilang masih tidak bisa
menyembunyikan perasaan mereka. Namun, luka dan perasaan bersalah terlanjur
membuat mereka merasa menjadi orang asing. Apakah kisah yang ingin mereka tulis
kembali akan berakhir sama seperti akhir kisah sebelumnya atau justru
sebaliknya?
Salah satu novel based on wattpad yang jadi favoritku!
Mungkin udah banyak yang baca cerita ini di wattpad dengan judul Immortal, tapi
aku baru baca versi cetaknya dengan judul Rewrite. Rewrite atau menulis kembali
adalah cerita cinta Saras-Gilang, mantan pasangan sukses bikin aku ikutan
bimbang hihii.. Gimana nggak bimbang kalau ketemu lagi sama mantan yang masih
disayang? Tentunya menghadirkan berbagai perasaan yang bikin bimbang dong, ya.
Antara berharap tapi juga nggak berharap.
“Hal terburuk dari suatu pengharapan yang tinggi adalah, ketika harapan itu tidak tercapai, sang pemimpi hanya akan bisa terjatuh tanpa bisa kembali utuh.” –halaman 83
Walau dari segi tema sih klasik
banget ya. Putus sama pacar, masih saling cinta tapi banyak hal yang membuat
mereka enggan untuk kembali bersama. Pertemuan kembali membuat Saras-Gilang bernostalgia dengan perasaan yang pernah dan mungkin masih
mereka miliki hingga saat ini. Meskipun klasik, aku salut karena penulis
berhasil meramunya dengan apik. Gaya berceritanya yang asyik, buat aku betah
membaca sampai nggak terasa udah hampir habis. Kalau di novel cetaknya, ada tambahan bonus part di akhir cerita, lho!
Di awal-awal cerita banyak
menggunakan alur maju mundur yang agak membingungkan, Saras dan Gilang bergiliran
bercerita tentang bagaimana pertemuan mereka, PDKT, jadian hingga akhirnya
putus. Tentunya banyak nyeseknya sih. Karena diceritakan dari dua sudut pandang
secara bergantian, membuat pembaca novel ini seolah sedang mendengar curahan
hati mereka berdua. Kadang gemes sih dengan sikap mereka yang kadang mbulet wkwk..
Meskipun ending dan beberapa
kejadian yang terjadi bisa ketebak, aku tetap melanjutkan membaca novel ini karena penasaran dengan kejutan apa yang akan diberikan oleh penulis. Mungkin
banyak hal yang masih perlu di eksplor seperti keberadaan tokoh Ardi, yang
kurang kuat sehingga menurutku keberadaannya pun tidak terlalu memicu konflik.
Tentang Gilang, karirnya sebagai seorang pilot senior menurutku eksekusinya
agak ‘kurang ngena’. Tapi untungnya menjelang akhir jadi tertolong, terbukti penulis
melakukan berbagai riset tentang dunia penerbangan. Jadi nambah pengetahuan dan
kekaguman sama pilot!
Penggambaran karakternya juga
sangat manusiawi, nggak terlalu berlebihan. Kerasa banget sebelnya Saras pas
ditanyain kapan nikah saat usia udah ‘rawan’, gimana rasanya menyimpan rindu tapi nggak bisa mengungkapkan, dan gimana galaunya saat berusaha meyakinkan
seseorang yang kita cinta.
Tokoh Gilang menurutku sangat loveable banget. Aku suka cara Gilang
memanggil nama Saras bukan dengan “Sar” atau “Ras”. Alasannya pun membuatku
ikut tersipu. Kapten bisa banget deh gombalnya. Sisain satu yang kayak Kapten dong! Hihihi..
Novel ini, aku rekomendasikan
pada mereka yang percaya pada kesempatan kedua. Pada mereka yang benar-benar
ingin memperbaiki hubungan dan menjemput kebahagiaan bersama orang yang sangat
mereka harapkan.
“Salahku yang terlalu lemah terhadap kamu atau salahmu yang terlalu menarik di mataku?” –halaman 147