Review Novel : Last Journey
02.44
Last Journey
Penulis :
Kezia Evi Wiadji
Editor :
Cicilia Prima
Desain Kover :
Jang Shan & Ivana PD
Ilustrator Isi :
Mico Prasetya
Penata Isi :
Yusuf Pramono
Penerbit :
Grasindo
Tahun Terbit :
2015
Tebal Buku :
120 Halaman
Jika sehari terdiri dari 24 jam atau
1.440 menit atau 86.400 detik. Setidaknya, aku telah bernapas di muka bumi ini
selama 528 jam atau 31.680 menit atau 1.900.800 detik. Luar biasa bukan?
Namun, pertanyaan yang muncul di
benakku sejak satu bulan yang lalu adalah berapa lama lagi jam biologiku akan
berdetak mngikuti detik jam yang ada?
By the way, namaku Erika Natalia.
Aku mahasiswi tingkat akhir Jurusan Hubungan Internasional di Universitas
Indonesia. Aku penderita leukemia kronis. Bisa jadi, Korea Selatan adalah
perjalanan terakhirku!
***
Setelah divonis menderita leukemia
kronis satu bulan yang lalu, Erika Natalia seolah kehilangan semangat hidupnya.
Ia tidak mampu memandang segala sesuatu dari sudut padang positif, ia tak mampu
lagi berbahagia dengan kehidupannya. Erika merasa muak dengan rasa kasihan yang
selalu ditunjukkan oleh keluarganya, sehingga ia memutuskan untuk ikut dalam
rombongan tour perjalanan ke Korea Selatan.
Tanpa disangka, Erika bertemu dengan
Theo, salah satu dari anggota rombongan tour menuju Korea Selatan yang cukup
‘mengganggu’. Tidak hanya di ketika berada di bandara, Theo bahkan selalu
menguntit Erika hingga sampai di Negara tujuan. Kehadiran Theo justru membuat
perubahan besar dalam diri Erika.
***
Ketika membaca novel ini, aku
semakin meyakini bahwa mukjizat itu benar-benar ada. Tuhan selalu menunjukkan
kita jalan terbaik melalui rangkaian peristiwa yang tidak pernah bisa kita
prediksi sebelumnya. Banyak quotes dan kalimat-kalimat menarik yang membuat
kita terinspirasi untuk menjalani hidup lebih positif dengan banyak bersyukur
dan selalu berbahagia. Perkenalan Erika dan Theo juga meyakinkan bahwa love at the first sight itu beneran ada
hehe..
Kehidupan Erika digambarkan seolah
sudah diujung tanduk, tapi karena perjalanan dan teman perjalanannya membuat ia
lupa dengan sakitnya. Hanya beberapa part menunjukkan penyakit yang diderita
oleh Erika. Menurutku, porsinya cukup karena Leukemia bukanlah fokus utama pada
novel ini.
Setiap BAB, dibuat berdasarkan
tanggal perjalanan yang terjadwal dalam tour. Setiap tempat dan makanan yang
dicicipi dijelaskan dengan detail. Novel ini ringan dan dapat dibaca saat
bersantai dalam sekali duduk. Cocok banget buat kamu yang butuh piknik, tapi
baru kesampaian lewat baca novel aja. Tapi sayangnya, jumlah halaman yang
sangat tipis membuat novel ini cepat selesai padahal masih banyak hal yang
dapat dikembangkan. Semoga, di lain kesempatan kisah Erika dan Theo bisa
dilanjutkan lagi.
Novel ini merupakan salah satu
pemenang pilihan kategori fiksi dewasa pada lomba Publisher Searching for
Author #3 yang diadakan oleh Grasindo pada tahun 2015. Tema yang diangkat pada
lomba ini adalah naskah bercita rasa Korea Selatan.
0 komentar