First Chapters Commentator : Ally - All These Lives
23.18Ally : All These Lives
Penulis : Arleen A
Penerbit : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Editor : Dini
Novita Sari
Desain
Sampul : Iwan
Mangopang
Tahun
Terbit : 2015
Tebal
Buku : 264
halaman
Apa
yang akan kaulakukan jika satu menit yang lalu kau anak tunggal orangtuamu,
lalu satu menit kemudian ada seseorang yang muncul entah dari mana dan duduk di
sampingmu mengaku sebagai adikmu? Apa yang kaulakukan jika kau menemukan foto
di meja, menampilkan dirimu dan seseorang yang belum pernah kaulihat? Apa yang
kaulakukan jika kau pulang ke rumah dan menemukan bahwa di dalam rumah itu sudah
ada dirimu yang lain?
Kehidupan
Ally memang bukan kehidupan biasa. Kerap kali ia mendapati dirinya ditempatkan
dalam kehidupan yang seolah miliknya, tapi ternyata bukan. Dan tiba-tiba kata
“pulang” punya makna yang baru. Apakah Ally akan memiliki kesempatan untuk
“pulang”? Akankah ia bisa kembali pada cinta yang ditinggalkannya di kehidupannya
yang lain?
Ini
bukan kisah biasa. Ini kisah yang akan membuatmu berpikir kembali tentang arti
hidup dan arti cinta yang sebenarnya.
***
Review ini dibuat untuk mengikuti
Challenge “First Chapters Commentator”. Beberapa waktu yang lalu, saya
mengirimkan e-mail berisikan keinginan saya untuk mengikuti kompetisi ini.
Penulisnya pun langsung mengirimkan dua bab pertama bersama dengan cover
bukunya. Novel ini terbit pada tanggal 22 Januari 2015.
Berawal dari kejadian aneh yang
menimpa Ally pada usia 10 tahun. Hanya karena sensasi kesemutan di lengan dan
kepalanya, seluruh dunia Ally berubah dalam hitungan detik. Ally yakin tidak
ada yang berubah darinya hingga ia menyadari duduk semeja dengan bocah
laki-laki yang dikatakan oleh ibunya sebagai Albert, adiknya. Bocah berambut
kemerahan itu berusia 5 tahun dan Ally sama sekali tidak ingat apapun.
Kejadian aneh itu muncul lagi ketika
Ally duduk di bangku SMA. Sensasi kesemutan itu terasa lagi di lengan dan
kepalanya. Seluruh dunia Ally lagi-lagi berubah dalam hitungan detik. Namun
semuanya tampak baik-baik saja, hingga ibunya menangis. Pasti sudah ada
kejadian yang sama sekali tidak diingatnya.
Dua bab pertama hampir sebagian
besar menggunakan narasi, sedikit diselipkan dialog antar tokoh. Tetapi
untungnya diselamatkan oleh gaya penulis dalam bercerita sangat menarik, saya
dengan cepat melahap tulisan tersebut karena bahasanya sangat menarik dan
ringan sehingga tidak membosankan. Bab satu dan bab dua juga seperti
mengulang-ulang, penulis menceritakan rutinitas dalam aspek yang sama. Mungkin
dibuat sebagai perbandingan ketika kejadian kesemutan pertama dan kejadian
kesemutan kedua kalinya.
Dua
bab pertama juga mampu mengulik rasa penasaran saya, tentang kejadian yang
dialami oleh Ally. Orang-orang di sekitar Ally pun menganggap bahwa dirinya
aneh, tentu saja ketidakberadaan yang dialami oleh Ally bukanlah lelucon.
Sensasi kesemutan mengubah dunianya secara cepat? Apakah ini ada hubungannya
dengan psikologis, misteri atau mungkin Ally semacam penjelajah waktu? Pembaca
dapat mengikuti langsung alur cerita ini seperti apa.
0 komentar